JABARNEWS | JAKARTA – Pernyataan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris yang menyatakan bahwa kenaikan iuran BPJS Kesehatan tetap tidak lebih mahal dari harga pulsa diprotes anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay.
Protes tersebut diutarakan Saleh saat Rapat Kerja Komisi IX dengan Menteri Kesehatan, BPJS Kesehatan, DJSN dan Dewas BPJS di Ruang Rapat Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
“Saya protes kepada Dirut BPJS. 5 hari yang lalu Dirut BPJS Kesehatan ngomong di media bahwa iuran BPJS itu lebih murah dari pulsa telepon. Saya mau bilang, Dirut BPJS ini sedang menyederhanakan masalah. Itu hal yang tidak komparatif, tidak komparabel. Jadi jangan dibandingkan iuran BPJS dengan pulsa,” tegas Saleh.
Selain itu Saleh juga mempertanyakan Dirut BPJS yang dinilainya menggampangkan permasalahan saat mengatakan iuran BPJS kelas III hanya Rp 2.000 per hari, dan masih terjangkau.
“Di kampung saya, itu ada keluarga yang anaknya 5 sampai10, dan itu kebanyakan orang susah yang anaknya banyak. Bayangkan kalau anaknya 5, ditambah suami istri, itu jadi 7. Kalau 7 berarti 2 ribu dikali 7 sama dengan 14 ribu per hari, kalau sebulan berapa? Kalau 30 hari berarti bayarnya 420 ribu. Lebih murah mana iuran BPJS atau pulsa telpon,” paparnya.
Lanjut politisi PAN ini, pulsa telepon itu adalah kebutuhan sekunder, bahkan tersier. Dikatakannya, orang kalau tidak punya pulsa telepon masih bisa hidup, bisa gembira, senang, tertawa, dan tetap bisa beraktivitas.
“Tapi kalau orang nggak punya akses kepada kesehatan, ini bisa susah, meriang, merinding, bahkan bisa meninggal dunia. Bisa dibayangkan gak? Jadi tolong dicabut itu (pernyataannya),” pintanya.
Saleh pun meminta, agar Dirut BPJS Kesehatan tidak usah berkomentar yang aneh-aneh kalau ditanya. Karena soal iuran itu urusan pemerintah yang menaikan, bukan Dirut BPJS Kesehatan.
“Kenapa dia komentari? Gak pas gitu. Saya protes ini, benar-benar protes. Karena saya tahu persis masyarakat yang protes ke saya termasuk ngomong seperti itu. Jadi tidak pas membandingkan (iuran BPJS dengan pulsa) itu,” imbuhnya. (Odo)