JABARNEWS | GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat belum dapat memastikan lahan mana saja yang cocok untuk relokasi warga yang menempati 109 rumah di daerah terancam bencana tanah longsor di Kecamatan Cilawu karena saat ini masih menunggu hasil kajian dari PVMBG.
“Saya belum menerima informasi berdasarkan kajian dari BPBD, mana yang cocok. Tapi kita sudah ada enam lokasi yang sudah disurvei untuk relokasi,” kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman di Garut, Kamis (25/2/2021).
Pemkab Garut telah melakukan langkah cepat untuk menangani masyarakat yang rumahnya terdampak maupun terancam bencana tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu sejak 12 Februari 2021.
Langkah yang sudah dilakukan dengan mengevakuasi seluruh warga ke tempat pengungsian dan melarang kembali ke rumah karena daerah tersebut terancam bahaya bencana tanah longsor.
Tercatat, kata Helmi, rumah warga yang berada di daerah rawan longsor sebanyak 109 rumah, dan semuanya harus direlokasi ke tempat aman dari ancaman bencana alam longsor.
“Rumah yang masuk zona merah ada 60 rumah, yang mauk zona kuning ada 49 rumah, sementara ada 109 rumah,” katanya.
Ia menyampaikan Pemkab Garut saat ini sedang berusaha mencari lahan yang diperkirakan butuh 1,2 hektare untuk merelokasi semua rumah warga yang terdampak bencana longsor itu.
Pemkab Garut, lanjut dia, sudah ada beberapa lokasi yang akan diusulkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk mengkaji lahan yang cocok dijadikan tempat tinggal.
“Mudah-mudahan hasilnya segera, sehingga kita bisa mengetahui mana daerah yang aman dan mana yang harus direlokasi,” katanya. (Red)