JABARNEWS | BANDUNG – Pengurus Besar sekaligus Ketua Paguyuban Pasundan Profil Dr Didi Turmudzi mengatakan keberadaan paguyuban Pasundan di seluruh daerah Indonesia merupakan penguatan dalam rangka menjaga utuhnya negara kesatuaan Republik Indonesia (NKRI).
“Di manapun mereka berada, terutama mereka para pengurus yang punya peran-peran jabatan yang strategis, di pemda setempat, artinya masalah kesukuan bagi kami udah selesai. Tinggal berprestasi disana mengabdi menjadi pencipta kebaikan dan kemaslahatan bagi indonesia,” jelas Dodi usai melantik pengurus paguyuban Pasundan wilayah Jawa Tengah, Sabtu (29/9/2018).
Jelasnya di wilayah paguyuban Pasundan hampir ada di seluruh daerah di Indonesia, di Jawa Tenggak terdapat 50 ribu warga Sunda dan terbesar ada di Lampung sekitar satu juta orang.
“Hampir tiap daerah ada. Bahkan tanggal 7 Desember nanti, di Bali dengan 60 ribu orang Sunda nya dan di Lombok dengan 30 ribu orang Sunda nya akan dibentuk pengurus paguyuban juga,” tandasnya.
Didi berharap, semakin banyaknya dibentuk paguyuban semakin mudah mempererat, memperkuat, NKRI sehingga mudah membangun kebersamaan, kekompak, dan tidak lagi membedakan ras.
“Kesukuan sudah selesai, arahnya kesitu, sebab pengurus paguyuban tidak harus orang Sunda. Di Sumatera ketuanya orang Batak, melayu bisa siapa saja dengan pendekatan kultur. Artinya siapapun yang mencintai budaya sunda itu adalah warga paguyuban Pasundan,” tegasnya.
Tahu Bulat Khas Sunda Pun Sampai Ke Jateng
Sementara itu ketua paguyuban Pasundan wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang baru dilantik Ikhwan Sudrajat berharap paguyuban Pasundan Jabar mau melakukan investasi terhadap pendidikan di Jateng
dengan membuka universitas swasta bernauanda religi atau muslim.
“Universitas swasta religius muslim belum ada. Makanya, saya undang pengurus disini untuk mempertimbangkan,” imbuh Ikhwan yang saat ini bertugas sebagai Kepala Badan Pendapatan Jateng.
Ikhwan juga menyampaikan selama ini ia salah mengenal paguyuban Pasundan.
“Jujur lah ini baru pertama dan baru tahu, saya pikir perkumpulan orang Sunda tapi ternyata misi memerangi kebodohan dan kemiskinan, hal itu dilakukan secara kongkrit dan profesional,” pungkasnya.
“Karena pengurus paguyuban Pasundan disana merupakan eksekutif pejabat. Jadi kami phnya akses signifikan dalam perencanaan dan explorasi. Kini paguyuban harus out food looking, merencanakan memilih dalam. pembangunan,” tandasnya.
Masih kata Ikhwan warga Sunda di Jateng ada lebih dari 1 juta.
“Disana ada pedagang tahu bulat kerupuk sayur, rumah makan sunda. Saya harap nanti universitas disana mengaplikasi dari sini. Paguyuban ini bukan hanya lembaga sosial, tapi juga bermotif ekonomi. Karena untuk pendidikan itu butuh biaya, juga menjaga kebudayaan Jabar,” jelasnya. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat