Ratusan Gamer dari Purwakarta, Subang dan Karawang Ikuti ESI Cup 2021

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sebanyak 85 tim dengan 457 gamer yang berasal dari wilayah Purwakarta, Subang dan Karawang, mengikuti ajang kompetisi bertajuk ESI CUP 2021 Esports Tournament Kabupaten Purwakarta.

Turnamen digelar dalam beberapa sesi selama dua hari, mulai tanggal 6 sampai 7 April 2021 di Kawasan Wisata Kampung Gawir Burangrang, Wanayasa, Purwakarta tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Ketua Panitia Turnamen, Agus Sanusi dalam keterangannya mengatakan, ada tiga divisi yang kita pertandingkan diantaranya; Player Unknowns Battle Grounds (PUBG), Mobile Legends (ML) dan Free Fire (FF).

Baca Juga:  Budi Waseso Pastikan Stok Beras Jelang Natal dan Tahun Baru Aman

“Kategorinya umum, dengan catatan peserta berdomisili di Purwasuka. Dari divisi FF ada 24 tim dengan 120 peserta, PUBG ada 29 tim dengan 145 peserta dan ML ada 32 tim dengan 192 peserta,” ucap Agus, Rabu (7/4).

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Esport Indonesia (Pengcab ESI) Kabupaten Purwakarta, Dindin Ibrahim Mulyana mengatakan turnamen ini akan menjadi agenda rutin untuk mencari bibit-bibit atlet dan tim esport untuk nantinya dilakukan pembinaan secara terstruktur.

Baca Juga:  Didatangi Anggota DPRD Jabar, Pedagang Pasar Cikampek 1 Keluhkan Ini

“Tim pemenang dalam turnamen ini, selanjutnya akan melalui pembinaan dan diikutsertakan pada kompetisi ESI tingkat provinsi atau ketingkat yang lebih tinggi lainnya,” ungkap Dindin.

Selain itu, sambung dia, Pengcab ESI Purwakarta juga nantinya akan membuat program agar tim-tim esports dapat dimanage secara profesional lewat club. Karena nantinya tidak akan lagi ada tim tapi secara manajemen diwakili oleh club.

Baca Juga:  DPRD Jabar Minta Pemprov Sediakan Beasiswa Khusus Anak Petani

“Club itu terdiri dari minimal dua divisi yang ada pelatih dan manager didalamnya yang kemudian secara formal dibuat SK oleh Pengcab ESI,” jelasnya.

Dindin berharap agar kedepan tidak ada lagi kompetisi-kompetisi esports yang tidak terdaftar atau liar.

“Penyelenggara kompetisi itu minimal club yang terdaftar di ESI. Dengan cara itu bibit-bibit atlet esports bisa termonitor dan langkah-langkah pembinaan juga jelas,” pungkasnya. (Gin)