Purwakarta, 11 September 2018
Kepada
Yth. Ambu Anne Ratna Mustika
Bupati Kabupaten Purwakarta
di Purwakarta, Jawa Barat
Disertai oleh salam damai dan doa,
Salam Istimewa berbagi sukacita dan kemurahan hati untuk Kabupaten Purwakarta Istimewa. Melalui surat ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih atas karya-karya istimewa Kang H. Dedi Mulyadi, S. H. Sang Pelopor Perubahan, dan juga usul saya kepada Ambu Anne Ratna Mustika, pemimpin yang memiliki semangat melayani dengan hati untuk Purwakarta Istimewa.
Saya adalah pelajar kelahiran 23 Oktober 2001 dari pasangan papa saya yang bernama Warison Simarmata dan mama saya, Yulianita Sali. Saya memang mengalami proses tranformasi Purwakarta selama 10 tahun ini, tetapi selama beberapa tahun saya hanya mengalami tanpa mengerti. Maka dari itu, apa yang akan saya sampaikan dalam surat ini adalah Purwakarta yang saya lihat dari kacamata saya sebagai pelajar SMA berusia 16 tahun, yang semoga dapat mewakili seluruh pelajar di Purwakarta.
Sebagai pelajar, perubahan signifikan yang saya rasakan saat masa kepemimpinan Bupati Purwakarta ke-8, H. Dedi Mulyadi, S.H. adalah sistem pendidikan di Purwakarta yang berubah menjadi sistem pendidikan berkarakter. Sistem ini ditetapkan tahun 2015 melalui Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015 tentang Pendidikan Berkarakter. Ada beberapa kebijakan dan program yang sangat saya ingat mengenai sistem pendidikan berkarakter ini, di antaranya kebijakan penghapusan PR, masuk sekolah pukul 06.00 WIB dan program pendalaman kitab di sekolah-sekolah.
Saya merasa bahwa program pendalaman kitab sangat efektif dalam meningkatkan kualitas diri dan karakter para siswa, sehingga saya dan teman-teman tidak hanya mendapat pendidikan akademik dan jasmani saja, tetapi juga pendidikan rohani. Salah satu dampak besar dari pelaksanaan program pendalaman kitab bagi saya dan masyarakat Purwakarta adalah adanya toleransi beragama di Purwakarta.
Ambu Anne, saya percaya bahwa untuk menjaga sekaligus meningkatkan rasa toleransi beragama di Purwakarta tercinta ini butuh keterlibatan dan kesadaran dari seluruh masyarakat Purwakarta. Maka dari itu, jika saya boleh menyumbang usul, saya harap Ambu berkenan untuk mengoptimalkan Satgas Toleransi tiap sekolah yang sudah dibentuk pada masa kepemimpinan Kang H. Dedi Mulyadi, S. H.
Karena menurut saya keberadaan Satgas Toleransi dapat menciptakan ruang dialog dan kerjasama antar pelajar lintas agama, sehingga dapat meningkatkan rasa toleransi yang telah ada di Purwakarta. Untuk ke depannya saya berharap agar kegiatan Satgas Toleransi ini dapat melebarkan sayapnya di bidang kepramukaan, yaitu dengan mengadakan Perkemahan Rohani yang diselenggarakan oleh Satgas Toleransi.
Sehingga Perkemahan Rohani dapat menjadi sarana Satgas Toleransi berbagi pengalaman dalam hal toleransi antar umat beragama. Karena saya percaya bahwa perbedaan itu manusiawi dan dapat memberikan warna bagi kehidupan setiap manusia yang menghargai adanya toleransi dan mengamalkan Bhinneka Tunggal Ika, dan saya ingin seluruh pelajar di Purwakarta sadar akan hal ini.
Ambu, saya juga berharap agar Purwakarta memiliki wadah yang dapat menyatukan kreatifitas anak-anak muda untuk diberi pelatihan yang memadai sehingga anak-anak muda di Purwakarta memiliki bekal untuk berwirausaha. Seperti Jakarta dengan JCH (Jakarta Creative Hub), saya rasa Purwakarta juga bisa membuat wadah yang sejenis.
Selain itu, saya melihat bahwa toko buku yang memadai untuk keperluan pelajar dan tempat hiburan seperti bioskop yang dikelola baik oleh swasta maupun pemerintah sepertinya perlu segera ada di Purwakarta, agar masyarakat Purwakarta tidak harus pergi ke luar kota untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya, sehingga perputaran ekonomi di Purwakarta dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Adanya toko buku yang memadai dan bioskop secara tidak langsung dapat memunculkan tempat usaha di sekitarnya, seperti kafe dan lain-lain. Hal ini saya yakin sangat menguntungkan dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kecerdasan kehidupan bermasyarakat di Purwakarta.
Besar harapan saya, agar selama lima tahun ke depan Ambu Anne Ratna Mustika dapat meneruskan karya Kang H. Dedi Mulyadi, S. H. sebagai pemimpin yang memiliki semangat melayani dengan hati untuk Purwakarta Istimewa. Saya percaya Ambu dapat menjaga dan meningkatkan toleransi beragama di Purwakarta, baik melalui bidang pendidikan maupun bukan pendidikan. Saya percaya Ambu dapat meneruskan kepemimpinan Kang H. Dedi Mulyadi, S. H. yang adil dan selaras dengan kebutuhan rakyat, sehingga dapat tercipta suasana damai dan tentram di Purwakarta.
Ambu, terima kasih telah membaca surat saya. Surat ini adalah salah satu bentuk kontribusi saya sebagai anak muda yang ingin ikut memajukan kotanya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan surat ini. Semoga melalui surat ini, Ambu terbantu dalam menyusun langkah kerja untuk Purwakarta Istimewa selama 5 tahun ke depan.
Akhir kata, saya ucapkan selamat berkarya Bupatiku, Ambu Anne Ratna Mustika.
Hormat saya,
Regina Margarettha
Pelajar SMAN 1 Purwakarta
Berikut adalah Tanda Kasih dari Regina Margarettha untuk Purwakarta Istimewa:
Toleransi Bagiku
Oleh: Regina Margarettha
Kota Purwakarta,
Di kota ini aku mengenal banyak perbedaan yang ada; agama, suku dan budaya
Tapi semua itu terasa indah
Karena di kota ini pula aku mengenal arti sebuah toleransi
Toleransi bagiku, bukan tentang menyatukan segala perbedaan yang ada,
Tetapi toleransi adalah ketika perbedaan tetap ada namun dapat hidup berdampingan
Toleransi bagiku, bukan sekedar saling melemparkan senyum dan beramah tamah,
Tetapi lebih dari itu, toleransi adalah sebuah kolaborasi untuk bersama mewujudkan mimpi
Purwakarta Istimewa
Purwakarta kota damai
Purwakarta adalah bukti bahwa perbedaan bisa hidup berdampingan
Dan Purwakarta adalah janji, janji untuk tetap menjaga toleransi.
Jayalah Purwakarta untuk Negara!
Purwakarta, 28 Juli 2017