Begini Cara Mempersiapkan Biaya Pernikahan Dengan Investasi Reksadana

JABARNEWS | BANDUNG – Kebutuhan biaya pernikahan ini yang kerap kali bikin pusing kepala. Terkadang sudah rajin mengumpulkan uang setiap bulan, tetapi masih kurang dari target. hal tersebut membuat orang mesti susah payah dan mencari cara lain.

Selain menabung, kamu dapat mempersiapkan biaya pernikahan dengan cara investasi. Salah satunya investasi reksadana. Instrumen investasi rendah risiko, namun menguntungkan karena imbal hasilnya lebih tinggi dibanding bunga simpanan.

Baca Juga:  Padang Sidempuan Dilanda Gempa 5,1 SR, Tidak Potensi Tsunami

Oleh sebab itu berikut cara mempersiapkan biaya pernikahan dengan investasi reksadana yakni:

Pertama. Buat rincian biaya yang diperlukan – Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat rincian biaya pernikahan. Setiap orang pasti memiliki rencana yang berbeda-beda.

Ada yang inginnya pesta pernikahan sederhana, ada juga yang mewah. Dalam hal ini, kamu dapat berdiskusi dengan pasangan dan keluarga besar. Sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan keuangan.

Baca Juga:  KNPI Purwakarta Ucapkan Terima Kasih kepada TNI-Polri

Kedua. Tentukan jangka waktu mengumpulkan uang – Setelah itu, tentukan jangka waktu mengumpulkan uang. Dalam hal ini, disesuaikan dengan target kamu menikah. Misalnya 2 tahun mendatang.

Berarti kamu harus mampu mengumpulkan dana kurang dari jangka waktu tersebut, misal 1,5 tahun. Sebab, jauh-jauh hari kamu harus mulai membayar DP atau uang muka keperluan pernikahan.

Ketiga. Memilih jenis reksadana yang pas – Contohnya kamu punya target menikah dalam 2 tahun dengan biaya pernikahan Rp 100 juta. Berarti untuk jangka waktu tersebut, investasi reksadana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan.

Baca Juga:  Sekretaris DPC PDI Perjuangan Segera Dilatik Jadi Wabup

Reksadana pendapatan tetap paling pas untuk jangka waktu investasi 1 sampai 3 tahun. Bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat ekonomi gonjang ganjing seperti sekarang ini.

Reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah. Resikonya lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham. (Red)