JABARNEWS | KARAWANG – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengingatkan agar pemerintah bisa lebih serius menjaga harga gabah di tanah air agar tidak anjlok.
Ia menilai ada kelemahan dalam maksimalisasi serapan gabah, di antaranya justru berpotensi menurunkan harga. Karena akan ada pembelian gabah besar-besaran saat panen.
“Jadi pemerintah harus mengumumkan terlebih dahulu harga gabah yang mau diserap. Berapa harganya, itu harus disampaikan terlebih dahulu,” kata Dedi Mulyadi, Jumat (2/4/2021).
Dedi mengaku khawatir, saat serapan gabah dimaksimalkan oleh pemerintah, justru spekulan bermain dengan membeli gabah murah.
“Bisa saja sebelum pemerintah membeli gabah, gabahnya sudah dibeli oleh spekulan duluan. Spekulan membeli harga gabah dengan rendah, dijual ke pemerintah dengan harga tinggi. Jadi harus diumumkan berapa harga gabah yang mau diserap,” kata dia.
Ia juga menyarankan agar strateginya diubah dengan mencabut subsidi pupuk, kemudian uangnya dialihkan untuk pembelian gabah ke petani. Dengan begitu, harga gabah akan terjaga.
Apalagi pemerintah akan membentuk Badan Ketahanan Pangan Nasional yang bertanggung jawab menyerap gabah petani dengan harga tinggi.
Sementara itu, dalam kunjungan ke Karawang, Mentan bersama Dedi Mulyadi beserta jajaran BUMN dan Kementerian Pertanian melakukan panen bersama. Hadir dalam kegiatan itu Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan sejumlah perwakilan kelompok tani di Karawang.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan saat ini sedang dilakukan penyerapan gabah maksimal di Tanah Air untuk menjaga stok pangan dan stabilisasi harga gabah.
“Semua pihak harus ikut melakukan serapan maksimal gabah, mulai dari pemerintah daerah, Bulog dan lain-lain,” katanya dilansir dari Antara.
Dikatakannya, sudah menjadi tugas pemerintah untuk melakukan dinamisasi dan stabilisasi harga gabah. Kini sudah waktunya turun tangan untuk melakukan stabilisasi harga gabah yang anjlok di berbagai daerah.
Serapan maksimal gabah menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam melakukan stabilisasi harga gabah.
“Ada dua BUMN, RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) dan Bulog serta sektor lain, termasuk kelompok penggilingan padi dan pihak perbankan untuk memaksimalkan serapan gabah,” katanya.
Mentan mengakui semua hasil panen tidak bisa diserap semuanya karena keterbatasan gudang. Tapi itu bisa menjaga harga pembelian pemerintah (HPP) gabah.
“Kami turun ini (sebagai upaya melakukan stabilisasi harga gabah),” katanya.
Diharapkan dengan adanya maksimalisasi serapan gabah yang kini digulirkan, itu bisa menjaga harga gabah di lapangan. Sehingga tidak anjlok. (Red)