Disamping itu, ia pun mengkritisi ihwal masih tingginya pengangguran, kawasan kumuh dan liar di Kota Bandung dan di kota megapolitan lainnya di Provinsi Jabar. Contohnya, masih banyak kawasan kumuh dan liar di sepanjang bantaran kali Cikapundung.
“Memang masyarakat tak bisa menagih capaian yang instan dari Kang Emil ketika menjabat walikota dan gubernur. Namun, setidaknya kepala daerah sudah menghasilkan suatu sistim yang berkelanjutan, itu yang dinamakan on the right track ke city without slums,” tegas dia.
Fakta di lapangan, Kota Bandung belum mengarah ke city without slums. Contohnya penataan Taman Sari di Cikapundung. Tepatnya dibelakang Balubur Town Square atau populer sebagai Baltos. Sampai saat ini penataan tersebut belum juga selesai. Padahal sudah lebih 7 tahun.
“Padahal penataan itu hanya berdampak pada 168 KK. Belum lagi masalah badlock hunian di seluruh Bandung Raya yang mencapai 300 ribu KK. Harusnya ketika Kang Emil menjadi Gubernur Jabar, hal itu bisa ia selesaikan,” tegasnya.
Sama halnya dengan aspek lingkungan. Selama Ridwan Kamil menjabat sebagai wali kota Bandung atau gubernur Jabar ia belum melihat ada sebuah gebrakan regulasi yang sangat berarti.