JABARNEWS | PURWAKARTA – Menjamurnya tamanan eceng gondok di Waduk Jatiluhur menjadi teror menakutkan bagi para petani ikan, pasalnya banyak ikan hasil panen mereka mati akibat terlalu lama di atas perahu lantaran terjebak serbuan tumbuhan mengapung tersebut.
Hal itu berimbas, para petani ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Ir. Djuanda tersebut merugi hingga mencapai jutaan rupiah.
Kerugian akibat eceng gondok ternyata juga dirasakan oleh Ade Sanim (32), salah seorang petani bibit ikan yang biasa ngirim ke KJA di Danau Jatiluhur.
Baca Juga: Bioskop di Kota Bandug Boleh Beroperasi Kembali, Kapasitas hingga 70 Persen
Baca Juga: Bersiap! Empat Zodiak Ini akan Dapat Kejutan di Akhir Bulan Oktober
“Sudah hampir satu bulan lebih saya tidak ngirim bibit ikan nila maupun emas ke sana karena takut terjebak eceng gondok,” ucap pria akrab disapa Sanim itu, pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Baca Juga: Mendes PDTT Gus Halim: Santri Berperan Besar dalam Menggerakkan Ekonomi Desa
Baca Juga: Investasi Bisa Membantu Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat
Ia mengaku kehilangan omzet belasan juta akibat perairan Danau Jatiluhur dipenuhi tumbuhan bernama latin Eichhornia Crassipes tersebut.
Padahal, Sanim mengaku, dalam satu minggu biasanya kirim benih ikan nila maupun emas dua sampai tiga kali dan memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tersebut.
“Satu kali kirim 4 sampai 5 kwintal dengan harga jual bibit ikan nila Rp24. 000 dan emas Rp28.000 per kilogram. Tapi keuntungan hasil penjualan itu sekarang tidak ada,” keluh Sanim
Dia mengaku memilih berhenti sementara kirim benih ikan karena khawatir kembali terjebak eceng gondok di tengah Waduk Jatiluhur yang pernah dialami sebelumnya.
Baca Juga: Ingin Liburan Asik Saat Musim Hujan? Berikut Tips Amannya
Baca Juga: Bersiap! Empat Zodiak Ini akan Dapat Kejutan di Akhir Bulan Oktober
Saat terjebak, kata Sanim, selain bibit ikan mati juga harus rela berjam-jam di atas perahu menunggu pertolongan, karena sulit keluar dari serbuan eceng gondok yang tebal itu.
“Saya sampai bermalam di atas perahu, untungnya diselamatkan teman. Jadi saya memilih untuk tidak kirim bibit ke KJA Jatiluhur untuk meminimalisasi angka kerugian, sementara saya kirim bibit ikan hanya ke KJA Cirata saja,” tutur warga asal Kecamatan Plered itu.
Ia mengatakan, kondisi ini harus segera ditangani dengan serius karena jika dibiarkan tidak menutup kemungkinan para petani ikan terus merugi dan kehilangan mata pencaharian.
Baca Juga: Awas! Jangan Anggap Sepele Hipertensi Jas Putih, Dr. Decsa Medika Hertanto: Beresiko Ini
Menurutnya, peran aktif pemerintah dinilai penting dalam menangani gula air eceng gondok di Danau Jatiluhur agar tidak mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat.
“Intinya eceng gondok di sana harus segera ditangani biar jalur transportasi kembali lancar,” tutur Sanim. (Gin)