JABARNEWS | MAJALENGKA – Meski tumbuh dengan baik dan akhirnya berbuah di wilayah Kabupaten Majalengka, pemilik buah tin agak kesulitan untuk menjualnya. Namun, para pemilik buah tin menilai, sulitnya pemasaran, disebabkan belum banyak warga yang mengetahui dan memiliki pohon yang disebut-sebut dalam kitab suci Alquran itu.
Salah seorang pemilik buah Tin di Majalengka Kota, Rudin, mengatakan, ia sempat meluapkan kebingungannya di media sosial, terkait bagaimana dan ke mana pemasarannya. Selain itu ia pun tidak tahu harga buah tersebut jika dijual kepada konsumen.
“Ini hasil pemberian orang, jadi saya tidak tahu berapa harga bibit per-pohonnya maupun harga buah tin setelah panen. Saat ini kondisi pohon tin yang saya rawat sudah berbuah. Rasanya sangat enak, susah saya menggambarkannya. Tapi kalau harganya bagus dan ada pasarnya, insya Allah saya akan coba memperbanyaknya,” ungkapnya, Jumat (13/7).
Lain halnya yang dikemukakan oleh Riko, pemilik pohon buah tin lainnya. Ia mengatakan, buah tin merupakan buah langka yang disebut-sebut dalam Al-Quran. Ia sempat mendengar di negara tetangga, harga buah tin per satu kilogram mencapai ratusan ribu.
“Buah tin itu sangat langka, banyak khasiatnya. Di negara lain bahkan harga dalam rupiahnya mencapai Rp. 300 ribu,” ungkapnya.
Namun, pemilik pohon buah tin lainnya, Ajat, mengatakan, di Medan harga buah tin bahkan mencapai Rp. 450 ribu per kilogram. Harga tersebut memang mahal, mengingat masih langkanya buah tin di Indonesia.
“Saran saya lebih baik diperbanyak, sebelum orang lain pada punya. Karena harganya fantastis serta masih mahal. Di wilayah lain, bahkan takarannya itu bukan kilogram, namun berdasarkam gram. Satu gram-nya ada yang mencapai 35 ribu.” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat