JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mewacanakan Taman Dilan dan direvisi menjadi Dilan Corner menuai banyak protes dan kritikan.
Menanggapi hal tersebut melalui akun FB Ridwan Kamil, Jum’at (1/3/2019), ia memberikan jawabannya terkait polemik tersebut.
“Itu adalah sudut kecil seuprit di Taman Saparua yang niatnya untuk meningkatkan interaksi budaya literasi kalangan milenial. Kenapa nama Dilan? Karena Novel Dilan adalah karya literasi anak Bandung yang paling sukses menjadi Film Nasional di era milenial (lebih dari 6 juta penonton). ke-2 tertinggi dalam sejarah film Indonesia,” tulis Emil
Emil kembali menuliskan, itu yang tidak dimiliki oleh karya literasi lainnya di Jawa Barat. Itu yang diharapkan lahir penulis-penulis seperti Pidi Baiq lainnya.
“Jadi bukan soal perayaan karakter Dilan nya yang memang pro kontra, karena konteks gaya jaman baheula yang dibaca oleh konteks zaman now,” katanya.
Sekian itu tulis Emil, tokoh-tokoh lainnya juga, jika relevan, akan diwadahi di berbagai tempat yang cocok dan relevan.
Banyak kritikan yang menyatakan sebagai Gubernur seolah saya hanya ngurus “receh”.
“Padahal entah kurang info atau tidak mau peduli, gagasan dan program fundamental membawa #JABARJUARA sudah bergerak,” tulis kembali.
Emil pun menjelaskan beberapa program yang sudah berjalan, diantaranya, Pendidikan Karakter Jabar Masagi, Layanan Layad Rawat, Literasi Cerdas, SMK berkurikulum 4.0, Program Magrib mengaji dan Subuh berjamaah, Kredit Mesra berbasis masjid, Pusat pertumbuhan Segitiga Rebana di Pantura, Pembangunan Pariwisata di 30 lokasi, Akselerasi Jalan Tol Cigatas-Tol Bogor-Cianjur-Bandung, Jalur Kereta Pangandaran, Creative & Technology Center di berbagai wilayah, Bandara Cikembar untuk membuka akses ke Jabar Selatan, dan pendirian PUSAT BUDAYA SUNDA di Subang, Sumedang, Garut dan Ciamis.
“Budaya tradisi dihormati, budaya kontemporer juga diwadahi. Demikian saya gunakan hak jawab saya. Hatur Nuhun,” pungkas Emil. (Red)
Jabarnews | Berita Jawa Barat