JABARNEWS | SUMEDANG – Puseur Budaya Sunda, begitulah sebutan daerah Sumedang yang memiliki ragam kesenian khasnya yang unik. Kesenian yang berkenaan dengan warisan nenek moyang yang terus dikembangkan, salah satunya adalah Songah.
Songah sendiri merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang dapat mengeluarkan suara instrumen bernada rendah yang mirip gong bass.
Songah sendiri merupakan alat musik khas Desa Citengah. Songah merupakan alat musik tradisional Sunda yang dikembangkan dari peralatan bambu zaman nenek moyang buhun (zaman dahulu).
Secara etimologis, Songah dipadukan dari dua istilah yakni Songsong (alat untuk meniup api di tungku) dan Ngah yang merupakan istilah dari Citengah atau tempat lahir alat musik tersebut.
Songah juga merupakan alat musik yang paling sederhana, hasil pengembangan dari kebiasaan meniup hawu yang dilakukan para orang tua di saat itu.
Pada tahun 2013, Songah belum berupa alat musik dan hanya sebatas alat pengiring bunyi-bunyian saat karnaval Hajat Lembur. Namun karena suaranya yang khas dan unik saat ditiup, kemudian warga mencoba meracik nada dengan menjadi pengiring suling Sunda.
Setelah menggabungkan tiga alat dari bambu yakni Hatong (bambu pemanggil burung), Kokoprak (pengusir burung), dan Songsong. Terciptalah, tiga nada (Suling, Hatong dan Songsong).
Dalam pembuatannya sendiri, alat musik Songah menggunakan bambu tamiang. Terlebih, Desa Citengah merupakan kawasan dengan pohon bambunya yang melimpah.
Bambu Tamiang dikenal sebagai bahan pembuat alat kesenian. Sehingga dianggap cocok untuk dijadikan bahan baku Songah dengan nada khasnya. (Red)