JABARNEWS | BANDUNG – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat nomor urut tiga, Sudrajat mengatakan, pembangunan harus memperhatikan faktor alam agar terwujud keharmonisan.
Sudrajat mengungkapkan, pada akhir 2017, lanjut dia, kawasan lindung di Jawa Barat telah mencapai sekitar 37%. Untuk itu, Jawa Barat akan terus berkomitmen untuk menjadikan kawasan lindung 45% di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Perasaan nyaman dan aman perlu dikelola agar masyarakat semakin siaga dan waspada terhadap potensi bencana yang akan mungkin menimpa mereka,” tuturnya.
Menurutnya, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan tsunami di daerah pesisir selatan merupakan contoh bencana yang berpotensi menjadi tantangan stabilitas dari masyarakat di Jawa Barat.
“Pembangunan skema early warning system, menjadi sebuah langkah penting agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana,” kata dia.
Sementara itu, untuk tata kelola kawasan perindustrian, Sudrajat menargetkan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) regional untuk kawasan industri dengan tujuan mengatasi pencemaran lingkungan, terutama Sungai Citarum.
Pengelolaan dan penanganan limbah industri juga akan memperhatikan zona persawahan yang ada di Jawa Barat. Antara industri dan pertanian perlu saling bersinergi.
“Berkaitan dengan pertanian, perlu mencetak sawah baru sebagai lahan pertanian berkelanjutan untuk mewujudkan Jawa Barat sebagai produsen padi sekitar 50% produksi padi nasional,” tandas cagub yang berpasangan dengan Ahmad Syaikhu itu.
Selain itu, tambah Sudrajat, pengembangan budidaya pohon cepat tumbuh juga akan dikembangkan sebagai bahan bakar domestik di perdesaan. Strategi ini cukup menarik karena mendorong sebuah terobosan baru dalam pengembangan pertanian. (Dan)
Jabarnews | Berita Jawa Barat