Bersamaan dengan itu, planet ini akan mengelilingi Matahari dengan sumbu yang miring. Akibatnya, terjadi perbedaan waktu terbenam Matahari.
Sebenarnya, peristiwa ini rutin terjadi di setiap tahunnya. Jika sumbu Bumi di sebelah utara miring ke sisi Matahari, maka Matahari terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di wilayah Utara.
Sebaliknya, jika saat bagian selatan sumbu Bumi miring ke arah Matahari, maka daerah bagian selatan yang alami Matahari terbit lebih awal serta terbenam lebih lambat.
Peristiwa Matahari terbenam lebih lambat dari biasanya memang cukup menghebohkan. Banyak masyarakat yang khawatir akan tanda bencana.
Namun, anggapan tersebut langsung Andi Pangerang sangkal. Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN-BRIN tersebut menyebut bahwa masyarakat tidak perlu khawatir.