JABARNEWS | CIAMIS – Ayu Sri Rahayu (8), warga Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis menderita penyakit kelainan kulit. Kulit di sekujur tubuh anak ini mengelupas dan terlihat seperti sisik. Ayu menderita penyakit langka ini sejak lahir. Sejak setahun terakhir, Ayu tidak berobat karena terkendala biaya.
Kondisi putra pasangan Wahyu dan Siti ini memprihatinkan. Seluruh kulitnya mengeras. Akibatnya, badan Ayu menjadi kaku. Kondisinya saat ini membuat Ayu terpaksa tidak sekolah. Padahal, dengan usia 8 tahun, dia seharusnya sudah duduk di kelas II atau III SD.
Kendati tidak sekolah, namun dengan kondisi begitu Ayu tidak minder. Dia tetap semangat belajar. Berkat didikan orang tuanya, kini Ayu bisa menulis, menggambar, dan menghafal surat-surat pendek. atas .
Orang tua Ayu, Wahyu, mengatakan, setahun terakhir Ayu tidak lagi berobat ke dokter spesialis kulit di Rumah Sakit Banjar.
“Saya tak memiliki uang untuk berobat. Saya hanya berprofesi sebagai petani. Padahal, seharusnya Ayu dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, karena penyakit anak saya termasuk langka,” kata Wahyu, dikutip laman Kabar Priangan, Sabtu (28/4/2018).
Kendati untuk biaya pengobatan Ayu dijamin oleh Kartu Indonesia Sehat (KIS), tapi Wahyu menyebutkan, keluarganya tidak memiliki ongkos dan biaya untuk berada di Bandung saat anaknya menjalani perawatan.
“Untuk saat ini, hanya pengobatan alternatif dengan menggunakan minyak zaitun,”ujarnya.
Dikatakannya, penghasilannya sebagai petani hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan kondisi begitu, dia berharap uluran tangan dermawan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Ciamis.
“Bantuan dari Pemerintah itu ada Kartu Waluya untuk pengobatan. Tapi untuk bantuan yang lainnya tidak ada,” katanya.
Wahyu menambahkan, seperti anak-anak seusianya, Ayu juga kerap bermain di sekitar tempat tinggalnya.
“Kalau temannya menjauh, paling Ayu pulang dan main sendiri dengan belajar menulis atau menggambar,” ucapnya. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat