Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi Di Jabar Masih Rendah

JABARNEWS | BANDUNG – Perhumas BPC (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia Badan Pengurus Cabang) Bandung Jabar merasa prihatin dengan kondisi dunia pendidikan yang masih belum optimal. Sehingga hal tersebut perlu didorong peningkatannya oleh berbagai pihak.

Hal tersebut mengemuka pada acara Talkshow di Radio Klite 107,1 FM melalui Program PRInsight, Selasa (4/9/2018).

Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi Perhumas BPC Bandung Jabar Yayan Istiandi, MM.MIPR mengatakan, selama ini pihaknya menyoroti berbagai permasalahan yang ada di Jawa Barat. Terlebih Perhumas Bandung Jabar pun telah merealisasikan 4 (empat) episode dan acara talkshow ini pada setiap hari selasa pukul 17.00 – 18.00 wib.

Baca Juga:  Diantara Kopi Dan Teh Mana Yang Lebih Sehat?

“Bahkan pada episode ke 5 (lima) sore ini Selasa (4/9/2018) Perhumas BPC Bandung menyajikan Talkshow PRInsight membahas tentang kondisi dunia pendidikan,” katanya.

Acara tersebut, lanjutnya, menampilkan narasumber Dr. Desayu Eka Surya, Direktur Humas dan Protokoler Unikom Bandung, yang juga Wakil Koordinator Bidang Riset Perhumas BPC Bandung dengan dipandu co-host Hadi Purnama, Pengurus Perhumas BPC Bandung yang juga Dosen Prodi Digital PR Tel-U.

Dalam kesempatan tersebut narasumber Dr. Desayu Eka Surya yang merupakan PR for Higher Education mengatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia lebih 250 juta jiwa.

Baca Juga:  Sempat Viral di Medsos, Polres Dairi Berhasil Tangkap Pelaku Asusila Yang Terekam Video

“Namun dari sektor pendidikan masih terbilang belum menggembirakan. Hal tersebut senada dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi – Mohammad Nasir, bahwa angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia masih terbilang rendah,” kata Eka.

Begitu pun dengan Jawa Barat, lanjutnya, masih memiliki angka partisipasi kasar pendidikan tinggi yang terbilang rendah, dibandingkan dengan APK perguruan tinggi di tingkat nasional yang saat ini baru mencapai 33,66 persen.

“Jawa Barat dengan 377 PTS dan 5 PTN, masih menghadapi sejumlah masalah ketersediaan SDM, infrastruktur, finansial, jejaring, yang bermuara pada rendahnya tata kelola PT, rendahnya kualitas dosen, dan juga lulusan,” lanjut Eka.

Baca Juga:  Pasien Covid-19 Dirawat di Selasar, RSHS Bandung Berikan Penjelasan

Isu lain adalah masih adanya dikotomi antara PTN dengan PTS, hingga pemerintah membentuk Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-PT), yang berfungsi menaungi PTN dan PTS.

“Sedangkan fungsi dan peran PR di Perguruan Tinggi perlu lebih di optimalkan,” katanya.

Menurutnya, melalui program talkshow PRInsight ini, pendengar mendapatkan masukan yang baik dari narasumber dan dapat berdiskusi langsung memberikan masukan sesuai tema yang disajikan.

“Tentunya masalah ini perlu peran serta semua pihak untuk mengatasinya,” katanya. (Wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat