Begini Perjuangan Edward Rintis Usaha Distributor Store

JABARNEWS | BANDUNG – Toko Wormhole sudah sukses menjadi kiblatnya para anak muda Kota Bandung dalam berfesyen. Toko yang terletak di Jalan Bahureksa ini menyediakan beragam jenis produk streetwear unisex dari merek-merek internasional hingga lokal.

Namun, di balik kesuksesan Toko Wormhole, terselip nama Edward Satria Hutama. Ya, pemuda inilah yang berjuang sekuat tenaga agar Toko Wormhole bisa tetap eksis sampai dengan saat ini.

Apalagi, menjamurnya toko-toko distributor store (Distro) anak muda, membuatnya berpikir keras untuk mampu terlibat dalam persaingan bisnis yang cukup ketat.

Di usianya yang baru menginjak 28 tahun, pemuda kelahiran Bandung ini telah sukses menjadi pebisnis muda dengan memiliki toko distro sendiri, rumah pribadi, dan beberapa kendaraan pribadi. Hebat bukan.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Sagitarius, Saat yang Tepat Untuk Meminta Kenaikan Gaji atau Melamar Promosi

Usahanya itu bukan dirintis dengan hanya ongkang-ongkang kaki. Pada 2010, ia memutuskan untuk memulai usaha sebagai retail brand Famous Stars & Straps milik Travis Barker Drummer dari Blink-182.

Di kala itu, ia masih menempuh pendidikan semester dua di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, dengan mengambil jurusan Manajemen.

Mencoba berganti scene di dunia streetwear, Edwars mengembangkan pilihan produknya. Terlebih lagi semua produk yang ia jual termasuk kategori merek premium dan orisinal.

Tak ayal produk-produk streewear miliknya menjadi buruan para anak muda Bandung, serta publik figur seperti Ahmad Dhani, Mulan Ahmad, Ganindro Bimo, hingga Bojan Malisic, pemain asing Persib Bandung.

Karena banyak diminati, timbulah kepercayan dalam diri Edward untuk terus bertahan dalam bisnis tersebut hingga saat ini.

Baca Juga:  Prajurit TNI Bantu Pasang Genteng Rumah Warga di Lokasi TMMD

“Kebetulan dari masa SMA saya memang memiliki passion di bidang ini dan tertarik menjadi seorang pebisnis. Ketika saya menemui banyak masalah di dunia bisnis ini, saya tetap berusaha untuk bertahan karena memang streetwear fashion ini adalah passion saya,” ujar Edward.

Edwar bercerita, jatuh bangun paling keras itu di awal merintis pada 2010, waktu itu masih banyak pembeli yang belum mengenal brand-brand yang ia jual, jadi berimbas ke penjualan.

“Kadang sehari ada penjualan satu saja sudah bersyukur, sering juga gak ada penjualan dan itu jujur bikin down banget,” kata Edward.

Edward menambahkan, di masa itu, media dan marketing online lewat media sosial juga belum lazim, sehingga memperkenalkan bisnisnya tidak semudah sekarang.

Baca Juga:  Status Tenaga Honorer Kategori 2 Akan Diselesaikan Bertahap

“Kami masih harus menggunakan media konservatif dan juga mulut ke mulut aja,” ujar Edward.

Edward mengatakan, Kunci dari suksesnya bisnis di bidang fesyen adalah bisa menyeimbangkan idealisme visi toko dengan tren yang sedang berlangsung.

“Berhubung dunia retail fashion khususnya streetwear sekarang sudah sangat menjamur, kita harus cermat membaca pasar dan harus bisa beradaptasi. Dengan begitu, usaha kita tetap lancar dan tidak sia-sia. Yang menjadi keunggulan Wormhole adalah reputasi dan konsisten kami yang sudah dibentuk dari 2010, bahwa kami menjual barang-barang streetwear yang original,” kata Edward. (Tri)

Jabarnews | Berita Jawa Barat