JABARNEWS | JAKARTA – Beredarnya postingan di media sosial (media sosial) yang meresahkan masyarakat karena menyebutkan soal telur palsu. Diakui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu kabar bohong alias hoax.
Karenanya,BPOM mengajak masyarakat untuk teliti dan tidak mudah percaya terhadap postingan di Medsos.
“Itu hoaks,” kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan Olahan BPOM Suratmono saat dihubungi dari Jakarta, dikutip Republika.co.id, Jumat (16/3).
Menurur Suratmono terindikasi jika informasi di media sosial yang viral itu ada unsur manipulasi fakta. Pihak Kementerian Pertanian juga sudah menyatakan bahwa telur palsu itu sulit diterima logika karena memerlukan teknologi tinggi jika memang benar telur bisa dipalsukan.
Sementara itu, dosen Program Magister Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Dr Denny Widjaya Lukman, sempat memberi klarifikasi kepada publik terkait telur palsu.
“Sampai detik ini belum ada teknologi manusia yang dapat membuat kulit telur ayam dan isinya,” katanya.
Kata Denny Widjaya, sebaiknya diteliti dahulu sebelum menyimpulkan. Jika telur nampak tidak lazim, kemungkinan karena berumur lama atau bisa jadi lebih dari empat minggu.
Jika telur sudah lama disimpan mengakibatkan putih telur menjadi relatif lebih encer dan kuning telur relatif jadi lebih lunak karena kekentalannya menurun.
“Jadi kalau ada yang bilang telur palsu, jangan langsung percaya. Jadilah konsumen yang cerdas dan bijak,” ucapnya. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat