JABARNEWS | GARUT – Bagi para pedagang musiman, bulan Ramadan memang selalu ditunggu kedatangannya. Bagi mereka bulan ini selalu membawa keberkahan tersendiri. Mereka yang berjualan panganan khas berbuka puasa tentu diburu masyarakat saat menjelang berbuka. Selain cangkaleng, timun suri menjadi primadona saat buka puasa tiba.
Itu dialami oleh Oim Ibrahim (39), Warga Asal Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Hanya dengan berjualan timun suri saat Ramadan, ia bisa meraup keuntungan puluhan juta dalam sebulan.
Enam belas tahun sudah ia bersama saudaranya mangkal di Jln. Jendral Sudirman, Copong, Kabupaten Garut setiap bulan suci Ramadan.
Setidaknya pengalaman tahun sebelumnya, ia bisa memperoleh keuntungan sebesar Rp. 7 sampai 10 juta saat menjelang Idul Fitri. Kini, di bulan Ramadhan tahun 2018, ia kembali mengadu nasib dengan kembali menjajakan buah timun suri.
Untuk mendapatkan timun suri dengan kualitas terbaik, Oim harus berburu hingga Subang dan Karawang, Pasalnya, di Kabupaten Garut, bahkan Kabuoaten Tasikmalaya buah ini sulit didapatkan. Kalau pun ada kualitasnya kalah dari luar Garut dan Tasik.
“Buah timun suri ini biasa dijual Rp. 15 ribu per kg, dan rata rata sehari terjual sekira 50 kg,” kata Oim.
Dikatakannya, bisnis itu ia geluti sejak 2003. Untuk penjulan bulan Ramadan, lanjutnya, pangsa pasarnya memang paling menjanjikan .
“Saya berjualan timun suri hanya bulan ramadan saja. Sebab peminatnya meningkat. Sehari-hari saya bertani di kampung,” kata.
Oim menambahkan, timun suri memiliki kekhasan tersendiri.
“Sayangnya timun suri tidak memiliki ketahanan yang lama. Buahnya mudah lembek dan membusuk. Karena itu, bila sudah mendekati lembek, saya berikan saja pada yang mau,” imbuhnya. (Tgr)
Jabarnews | Berita Jawa Barat