JABARNEWS | PURWAKARTA – Dianggap tidak cepat tanggap dan tidak profesional dalam memberikan pelayanan, seorang bayi meninggal dunia di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Asri Purwakarta.
Hal tersebut dikatakan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Purwakarta, Sri Lestari. Sri menceritakan pasangan suami istri, Encu Samsudin (39) dan Yani Suryani (41), warga Kampung Krajan, Desa Babakan Cikao, Kecamatan Babakan Cikao harus mengikhlaskan anak keduanya yang diberi nama Wildan Ramadhan, yang baru berusia 3 hari, meninggal dunia, pada Kamis (30/5/2019) pagi.
Bayi yang dilahirkan secara normal pada, Senin (27/5/2019) ujar Lestari, didiagnosa oleh dokter di rumah sakit tersebut mengalami penyumbatan saluran pernafasan sehingga harus segera dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas PICU/NICU.
“Pihak keluarga yang kami dampingi ingin meminta rujukan untuk ke RS Siloam. Namun, pihak RSIA Asri sepertinya keberatan memberi surat rujukan dan menahan bayi dengan alasan administrasi perawatan sang bayi yang belum terselesaikan, padahal keluarga tersebut tercatat sebagai pemegang BPJS, termasuk sang bayi,” kata Sri Lestari dilansir dalam laman RMOL Jabar, Kamis (30/5/2019).
Almarhum Wildan tambah Lestari, harus ditahan oleh pihak rumah sakit. Ia diminta untuk membantu orang tua Wildan untuk mencari informasi ruangan PICU/NICU di RS Siloam, dan Siloam menyatakan tersedia.
Dirinya pun sempat cekcok dengan perawat rumah sakit yang enggan memberikan surat rujukan, terlebih adanya ucapan kurang pantas dari salah seorang perawat di Asri.
“Padahal ibu dan bayi sudah tercover BPJS, tapi kenapa malah ditahan untuk mendapatkan rujukan, padahal posisinya urgent. Bahkan dokter sudah menganjurkan untuk segera dirujuk, tetapi perawatnya malah menahan dan tidak memberikan surat rujukan, yang paling saya sesalkan adanya ucapan kurang pantas dari perawat tersebut,” ujarnya.
Menurut Lestari, urusan administrasi seharusnya bisa diselesaikan setelah sang bayi telah menempati rumah sakit rujukan.
“Ini berkaitan dengan nyawa dan masalah administrasi bisa diselesaikan belakangan, apalagi ibu dan bayinya sudah tercover BPJS,” ucapnya.
Ditempat terpisah, menanggapi hal tersebut, Manager Humas dan Umum RSIA Asri Purwakarta, Dian Novi Setiawan, membantas jika pihaknya menahan bayi yang harus dirujuk dengan alasan permasalahan administrasi.
Menurut Dian, untuk kasus ini, ibu dan bayi sudah tercover semua oleh BPJS Kesehatan, bayi lahir spontan dan adanya penyakit penyerta (patologis), sesuai advis dokter spesialis anak di RSIA Asri, maka bayi tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas NICU dan harus ada dokter spesialis bedah anak.
“Kami dari rumah sakit sudah mencarikan rumah sakit tujuan rujukan di Purwakarta, namun semua rumah sakit dengan fasilitas NICU semua penuh, bahkan sampai dicarikan ke Bandung, tapi semua penuh, dan juga pihak keluarga menolak untuk dirujuk keluar kota,” ujarnya.
Dian menambahkan, keluarga menghendaki dirujuk ke RS Siloam Purwakarta, itu sudah kami lakukan dengan melakukan konfirmasi RS Siloam, namun disana ruangan NICU juga penuh.
“Dengan keterangan dari pihak keluarga, kami dari RSIA Asri menyangkal ada keterlambatan proses rujuk pasien karena alasan administrasi dan keuangan,” tuturnya.
Sementara itu, ditemui di kediamannya di Kampung Krajan, RT 03 RW 02, Desa Babakan Cikao, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta. Pasangan suami istri Encu Samsudin (39) dan Yani Suryani (41) hanya bisa pasrah dengan musibah yang menimpa keluarganya.
Sang Ayah bayi, Encu Samsudin hanya berpesan agar pihak rumah sakit lebih memperhatikan lagi pelayanan terhadap pasiennya. Dia tak ingin kejadian yang menimpa keluarganya dialami oleh orang lain.
“Cukup keluarga saya yang mengalami, mau bilang apalagi? Apapun hal yang telah dan akan saya alami, toh nyawa anak kami tidak akan dapat dikembalikan lagi. Saya pasrah kepada Allah,” ucap Encu. (Red)
Jabar News | Berita Jawa Barat