Mereka juga menyarankan untuk menjauhkan smartphone saat tidur dan lebih baik membawa perangkat dalam tas daripada menyimpannya di saku atau dekat dengan kulit.
Pada awal bulan ini, Badan Frekuensi Nasional Prancis (ANFR) menyerukan penarikan iPhone 12 dari pasar Prancis setelah temuan bahwa perangkat tersebut mengeluarkan lebih banyak radiasi elektromagnetik daripada yang diizinkan oleh peraturan Uni Eropa (UE).
ANFR menemukan bahwa perangkat ini melampaui nilai tingkat penyerapan spesifik (Specific Absorption Rate/SAR) yang diizinkan oleh UE, yaitu empat watt per kilogram (W/kg), ketika digunakan dalam keadaan dipegang di tangan atau disimpan di saku celana.
Namun, Rospotrebnadzor mengklaim bahwa pemerintah Rusia menggunakan skala PES untuk mengukur radiasi elektromagnetik, bukan sistem SAR yang digunakan oleh UE, sehingga hasilnya “tidak dapat dibandingkan.”
Apple, produsen iPhone 12, membantah temuan ANFR dan menyatakan bahwa perangkat tersebut memiliki nilai SAR sebesar 0,99 W/kg jika diukur dengan standar UE. Namun, ini bukan kali pertama Apple dan produsen smartphone lainnya terlibat dalam perdebatan seputar radiasi.
Pada tahun 2019, Apple dan Samsung, produsen ponsel asal Korea Selatan, dilaporkan dijatuhi tuntutan hukum di Amerika Serikat setelah penelitian menunjukkan bahwa iPhone 8, iPhone X, dan Samsung Galaxy S8 melebihi batas radiasi federal hingga 500 persen.
Sementara kontroversi terus berkembang, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak radiasi smartphone terhadap kesehatan manusia sangat diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih berdasarkan bukti.
Keamanan dan kesehatan publik harus selalu menjadi prioritas utama dalam penggunaan teknologi modern yang semakin penting dalam kehidupan kita. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News