Eceng Gondok Penuhi Waduk Cirata, Sekat Sampah Terancam Jebol

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Eceng gondok yang semakin banyak mengancam Waduk Cirata, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. Itu berpotensi mengakibatkan sekat konstruksi sampah jebol. Jika itu terjadi, seperti pada 2015, eceng gondok dapat memasuki zona utama bendungan.

“Pada 2015 trash bump kami putus, sehingga eceng gondok masuk ke arah dam. Itu sangat membahayakan, sehingga kami membeli dua alat pembersih eceng gondok,” kata Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC), Wawan Darmawan, dikutip Pikiran Rakyat, Senin (23/7/2018).

Dikatakannya, BPWC hanya mengelola eceng gondok secara konvensional dengan mengangkat eceng gondok secara manual, lalu mengangkutnya pakai alat berat. Lantaran semakin banyak, dua mesin pembersih eceng gondok dibeli dari luar negeri. Satu mesin lagi diperoleh BPWC dari hasil bantuan.

Baca Juga:  PASTI Dan OKE Saling Klaim Bakal Menang Di PSU

“Dari luas keseluruhan waduk yaitu 6.200 hektare, eceng gondok menutupi 20 persen perairan Cirata. Ini kan menyangkut keseimbangan alam, karena adanya fosfat dan nitrat. Kalau kandungan fosfat dan nitrat itu makin banyak, maka pertumbuhan eceng gondoknya semakin cepat, karena dia jadi makin subur,” ujarnya.

Seorang tukang ojek perahu, Cecep (57), mengatakan, beberapa tahun lalu sewaktu Waduk Cirata belum dipenuhi eceng gondok, terdapat banyak penarik ojek perahu yang berlabuh di Dermaga Pasir Geulis, Cipeundeuy. Namun, saat ini cuma sedikit perahu yang masih beroperasi.

Baca Juga:  Sekda Kota Bandung Sebut Tak Pantas Melakukan Aksi Saat Pandemi, Ini Alasannya

“Dulu banyak sekali, sampai puluhan perahu. Namun, yang bertahan sampai sekarang tinggal sedikit. Soalnya, mesin perahu mudah rusak karena tersangkut eceng gondok atau sampah plastik. Penumpang juga berkurang, jadinya rugi. Makanya, sekarang perahunya enggak banyak,” katanya.

Sewaktu perairan Waduk Cirata masih bersih dari eceng gondok, menurut dia, masih banyak orang yang menggunakan perahu untuk melintas ke daerah Cianjur atau sebaliknya. Akan tetapi, setelah banyak eceng gondok, transportasi air mulai ditinggalkan karena justru memakan waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan lewat jalur darat.

Baca Juga:  AHY Sapa Warga Purwakarta

“Waktu perjalanan di air yang sebetulnya cuma setengah jam bisa sampai dua jam, karena banyak eceng gondok yang menutupi jalan. Akhirnya orang-orang lebih memilih lewat darat. Sekarang yang naik perahu paling orang-orang yang mau mancing. Biasanya mereka pesan terlebih dahulu,” ujarnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat