JABARNEWS | PURWAKARTA – Ratusan masyarakat Purwakarta perwakilan dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi Islam menggelar Deklarasi menolak faham beserta simbol-simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), di depan Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Rabu (31/7/2019).
Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, KH Abun Bunyamin mengatakan, sebelum melaksanakan deklarasi, MUI telah mengadakan rapat dengan semua ormas.
Inti dalam rapat tersebut yakni menolak dengan keras keberadaan HTI di termasuk segala atribut dan para pendukungnya di Purwakarta.
Selain itu, pihaknya pun menyayangkan kejadian yang terjadi pada Jum’at (26/7/2019) belum lama ini. Dimana adanya pengibaran bendera maupun atribut HTI di depan Masjid Agung Baing Yusuf Purwakarta dan sempat membuat kegaduhan di masyarakat.
“Kejadian Jum’at kemarin harus menjadi perhatian dan pelajaran bagi kita semua dan diharapkan hal tersebut tidak terulang lagi,” kata KH Abun Bunyamin dihadapan seluruh peserta deklarasi dan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika yang turut hadir.
Dalam kesempatan, KH Abun bersama semua yang hadir mengucapkan rasa syukur, karena saat ini Purwakarta masih dalam keadaan damai.
KH Abun pun mengucapkan terima kepada Bupati Purwakarta yang sudah sangat terbuka kepada siapapun.
“Kegiatan ini pun sebagai wujud mendukung kepemimpinan Anne Ratna Mustika sebagai Bupati, agar Purwakarta bebas dari organisasi terlarang,” ucapnya.
KH Abun juga berharap, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, bisa mewujudkan Purwakarta Islami, karena didukung oleh para kyai, ulama dan ajengan.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Mengaku bahagia karena seluruh elemen masyarakat berkomitmen agar Purwakarta kondusif.
“Suasan kondusif adalah hal utama agar pembangunan bisa berjalan lancar dan baik,” kata wanita yang akrab disapa Ambu tersebut.
Sebagai Bupati Purwakarta, Ambu menegaskan, pihaknya pun berkomitmen untuk mempersulit berkembangnya benih-benih faham radikalisme yang bisa menggangu kondusifitas di Purwakarta.
“Jika ada gerakan yang dapat menggangu kondusifitas Purwakarta harus kita tolak dan perangi bersama,” tegasnya.
Dalam acara deklarasi tolak HTI dan simbol-simbolnya, dihadiri pula oleh berbagai tokoh agama dari Muhammadyah, Persis, Nahdlatul Ulama, juga Kemenag dan tokoh-tokoh masyarakat di Purwakarta.
Berikut isi Deklarasi.
Kami atas nama MUI dan seluruh element masyarakat Purwakarta dengan ini mendeklarasikan :
1. NKRI merupakan komitmen dan kesepakatan yang sudah final dengan Pancasila sebagai ideologi yang senantiasa kami bela sampai
titik darah penghabisan.
2. Seluruh gerakan dan atribut yang merongrong NKRI dengan propaganda atas dalih apapun harus di hapuskan dari NKRI.
3. Kondusifitas Indonesia khususnya Purwakarta menjadi komitmen bersama sebagai satu bangsa untuk dijaga dan dipertahankan
bersama-sama.
4. Menolak dengan tegas keberadaan HTI dan seluruh gerakan serta atributnya di Purwakarta.
5. Meminta pemnerintah dan penegak hukum untuk menindak secara tegas terhadap praktek-praktek aktivitas dan simbol-simbol HTI di Purwakarta.
6. Kami siap menjadi garda terdepan dalam menumpas bahaya laten HTI jika aparat tidak bertindak.
7. Menghimbau kepada seluruh warga Purwakarta agar waspada apabila melihat dan mendengar segala bentuk perbuatan yang
bertentangan dengan Pancasila. (Zal)
Jabar News | Berita Jawa Barat