Gelar Dialog Epistemik, Mahasiswa Universitas Paramadina Kritisi Peran Kampus

Mahasiswa Universitas Paramadina
Himpunan Mahasiswa Falsafah dan Agama (Detik Paramasophia) usai menggelar diskusi di Universitas Paramadina. (foto: istimewa)

JABARNEWS │ JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Falsafah dan Agama (Paramasophia) Universitas Paramadina menggelar acara Dialog Epistemik (Detik) dengan tema ‘Liberasi Pendidikan: Kaum Terpelajar sebagai Komoditi Pasar’ pada Selasa, (25/10/2022).

Kegiatan yang berlangsung di kampus Universitas Paramadina Jakarta tersebut dilaksanakan dalam rangka mengembalikan wujud nyata kampus sebagai pabrik ide-ide alternatif dan inovasi bagi masyarakat luas.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces: Masa Depan Cerah Menyambut Mereka yang Inovatif

Tiga orang narasumber dihadirkan, yakni Ari Matua (Presiden BEM TAU 2021), Hema Malini (Resistance), dan M. Fathi Naufal (Ketua HIMAHI Universitas Paramadina). Tema ini menjadi perhatian, sebab keberadaan kampus saat ini dinilai telah dikapitalisasi dan dijadikan sebagai bimbel bagi korporat. Sementara kaum terpelajar hanya dijadikan objek jualan dan orientasinya untuk memuaskan hasrat pasar.

Baca Juga:  Pj Bupati Purwakarta Semangat Jalani Ramadan

“Kampus itu bimbel buat korporat. Mahasiswa didorong untuk sibuk kuliah demi tujuan menjawab pertanyaan kuliah, mau kerja di mana,” papar Ari Matua membuka dialog.

Menurutnya, kegiatan kuliah seharusnya dapat menjadikan para mahasiswa berpikir kritis dan mampu mengubah sistem untuk lebih baik. “Minimal kita (mahasiswa) berpartisipasi meski kecil ada dampak dengan cara menggagas ilmu secara kritis dan mempublikasikan kajian yang diperoleh di kampus,” tandasnya.

Baca Juga:  Selama PPKM, Pemakaman Jenazah Covid-19 di Pangandaran Alami Penurunan

Sejalan dengan gagasan tersebut, Fathi Naufal menambahkan bahwa lulusan yang dihasilkan oleh universitas dituntut untuk bisa memenuhi pasar global. “Universitas swasta khususnya, menawarkan kuliah dengan (harga) mahal. Tapi hasilnya bukan untuk menjadikan mahasiswa yang bebas, tapi untuk menuruti pasar global dan regenerasi perusahaan,” tuturnya.