Menurutnya, tema Hari Santri tahun ini mengingatkan bahwa perjuangan bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga bertindak dengan semangat yang relevan dalam menjawab tantangan modern.
Hery menekankan bahwa Hari Santri bukan hanya milik santri dan pesantren, melainkan milik semua elemen bangsa yang mencintai tanah airnya. “Hari Santri adalah waktu untuk mengingat dan meneladani mereka yang turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Santri masa lalu berjuang dengan senjata demi melawan penjajah, sementara santri masa kini berperan memerangi kebodohan dan keterbelakangan dengan ilmu dan inovasi.
“Para pendahulu telah mewariskan nilai luhur, kini tugas santri adalah menjaganya sekaligus memberikan kontribusi untuk masa depan yang lebih baik,” tambah Hery. Ia juga mengingatkan bahwa masa depan bangsa berada di pundak seluruh masyarakat, termasuk di tangan para santri.
Hery mendorong para santri agar percaya diri bahwa mereka dapat meraih apa saja, mulai dari menjadi pemimpin negara hingga birokrat atau pengusaha. “Santri bisa jadi apa saja, asal terus berusaha dan tidak mudah menyerah. Man Jadda Wajada – siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil,” pesannya.
Menteri Agama melalui sambutannya juga mengimbau santri untuk terus menggali ilmu dan beradaptasi dengan teknologi, seraya mendorong mereka agar berinovasi demi masa depan Indonesia yang cerah.
“Kuasai pengetahuan dan teknologi, berinovasi, dan berkontribusi untuk Indonesia yang lebih gemilang,” pungkasnya.
Acara apel ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat komitmen semua pihak dalam merangkul masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News