Menurut Litbang Mafindo, diperlukan strategi khusus untuk mengatasi disinformasi berbasis AI dan adaptasi langkah pencegahan sesuai dengan tahapan pemilu. Kerjasama antara platform media sosial, pemerintah, dan masyarakat sipil dinilai akan menjadi kunci untuk menjaga integritas pemilu dan melindungi demokrasi.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menghadapi tantangan disinformasi di tahun politik ini. Ia mengingatkan bahwa politisasi isu SARA, seperti yang terjadi pada Pilpres 2019 dan Pilgub DKI 2017, dapat memicu polarisasi ekstrem, bahkan sampai pada kasus dikriminasi jenazah pendukung kandidat. Ini menjadi pengingat bahwa penggunaan SARA dalam kampanye politik sangat berbahaya dan dapat merusak kohesi sosial.
Meskipun politisasi SARA pada Pilpres 2024 relatif lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres 2019, ancaman ini tetap harus diwaspadai dalam konteks Pilkada 2024.
Menurut pria yang akrab disapa Zek ini, setiap daerah memiliki tingkat kerawanan pemilu yang berbeda, sehingga politisasi SARA tetap menjadi risiko serius.
“Hoaks bukan hanya ancaman bagi individu, tetapi juga bagi stabilitas sosial dan proses demokrasi secara keseluruhan. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi penyebaran hoaks, terutama menjelang Pilkada 2024,” ujar Zek.
Hasil pemantauan penyebaran hoaks di ruang digital yang dilakukan oleh komite Litbang Mafindo selama semester pertama tahun 2024 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Drastis Angka Temuan Hoaks
Angka temuan hoaks pada semester pertama 2024 yang sudah mencapai 2.119, hampir 2 kali lipat dari temuan semester 1 tahun 2023 (1.185) dan hampir mendekati total temuan sepanjang tahun (2.330).
Menurut Loina Perangin-angin, anggota Presidium Komite Litbang Mafindo, lonjakan temuan ini kemungkinan besar dipicu oleh momentum politik seputar Pilpres dan menjelang Pilkada 2024, yang menjadi periode rawan disinformasi.
Namun juga bisa berarti indikasi upaya pemantauan dan deteksi hoaks semakin baik, dengan lebih banyaknya hoaks yang teridentifikasi lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.