JABARNEWS | MAJALENGKA – Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan riset membaca dan transformasi desa untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten Majalengka. Riset tersebut dilakukan dengan menyebarkan angket berisi beberapa pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan di antaranta ketersediaan sumber informasi dan pusat sumber bacaan, pemanfaatannya, serta kebiasaan membaca di kalangan masyarakat. Angket tersebut disebarkan kepada lebih 500 responden dari usia 5-60 tahun.
Riset ini termasuk ke dalam roadmap penelitian bidang kebijakan budaya dan informasi. Hal tersebut disampaikan Tim Peneliti yang diketuai Asep Saeful Rohman, S.Sos M.I.Kom, dan dua anggota lainnya yakni Dra. Wina Erwina M.A dan Elnovani Lusiana S.Sos, M.Si.
Ketua Tim Peneliti dari Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Asep Saeful Rohman mengatakan, riset ini sengaja dilakukan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan budaya literasi masyarakat, khususnya di Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
’’Riset tentang indeks baca ini merupakan suatu upaya secara menyeluruh terhadap kondisi objektif tentang budaya literasi di masyarakat. Sejauhmana peran perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat (TBM) dimanfaatkan masyarakat,’’ katanya, Selasa (21/8/2018).
Melalui riset ini minat, kata dia, kebiasaan dan budaya baca masyarakat secara representatif di setiap pelosok Kabupaten Majalengka akan dilihat secara lebih objektif.
Hal senada diungkapkan Tim Surveyor wilayah Majalengka, Dody Jaya. Menurutnya, hasil kajian riset ini diharapkan akan menjadi tolok ukur dalam menentukan kondisi indeks baca masyarakat Majalengka. Terlebih, Majalengka sedang bersiap diri menjadi Internasional Aero City di Jawa Barat.
Pihaknya terjun meriset dengan dibantu dua anggota yang sama-sama pegiat literasi yakni Tata dan Dian. ’’Apapun hasilnya, itu merupakan sebuah realita, yang nantinya akan dan harus ditindaklanjuti pemerintah maupun stakeholder lainnya, termasuk masyarakat di Majalengka itu sendiri,’’ ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat dari Desa Cisambeng, yang juga pengelola Madrasah Tsanawiyah, M. Nawawi menyambut baik penyebaran angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang semua hal yang berkaitan dengan kegiatan membaca dan pemanfaatan perpustakaan.
’’Kami menyambut baik, apalagi dalam riset ini ada sampel responden dengan usia rata-rata 10 sampai 14 tahun dan 15 sampai 19 tahun. Usia tersebut memang ada di tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama. Kami berharap hasil riset ini ada tindak lanjutnya. Saya sendiri suka membaca buku, tapi masih kekurangan fasilitasi dalam hal sarana dan prasarana membaca,” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat