JABARNEWS | MAJALENGKA – Makin gencarnya pemberitaan tentang tarif prostitusi online yang menimpa sejumlah artis dan model papan atas, membuat pekerja seks komersil (PSK) lokal mulai mengakui kehebatan jejaring online.
Satu sisi timbul kekhawatiran tentang kasus yang menimpa sejumlah artis, namun sisi lain untuk bertahan hidup dan mempertahankan gaya hidupnya, juga tetap muncul. Termasuk di wilayah Kota Angin.
Pemerhati pemandu lagu (PL) di Majalengka, Zhiean, mengatakan, pemberitaan sejumlah artis dengan tarif yang mencapai puluhan hingga ratusan juta itu, sebetulnya memicu para PSK lokal untuk lebih mendalami tentang sistem online untuk mendukung kerja profesionalnya.
“Sebetulnya sebelum banyak pemberitaan tentang tarif mesum yang saat ini ramai diperbincangkan, di daerah juga sudah banyak yang beralih ke online,” ungkapnya, Selasa (8/1/2019).
Zhiean menambahkan, sistemnya sendiri sepengetahuannya, menggunakan transfer bayar di muka terlebih dahulu. Untuk kemudian janjian transaksi di lokasi yang diinginkan.
“Artinya, meski kita tahu itu tabu dan melanggar aturan agama dan UU, dunia prostitusi di kalangan artis, maupun non-artis, tetap saja menarik. Baik lokal daerah maupun nasional. Mereka sendiri selalu memanfaatkan akun-akun media sosialnya untuk menggaet calon pelanggan,” ujarnya, yang mengaku bukan pengguna, cuma senang mengamati dunia prostitusi di tingkat lokal.
Terpisah, pelaku prostitusi, yang minta namanya tidak ditulis, mengatakan, sebetulnya dalam hal menggaet calon pelanggan, dia sendiri telah mempunyai akun sosial media khusus yang sengaja dimanfaatkannya untuk menggaet calon pelanggan.
“Sehingga, kalaupun nanti ada yang berminat, komunikasi awal-awal melalui sosmed itu, nanti jika sepakat bisa deal-dealan, transaksi bisa belakangan ketika sudah cek in,” ungkapnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat