Jantung Sering Berdebar Tanpa Alasan, Waspadai Penyakit Ini

Ini penyebab jantung sering berdebar tanpa alasan.
Ini penyebab jantung sering berdebar tanpa alasan. (foto: istimewa)

Dr. Ignatius Yansen juga mengungkapkan bahwa penyebab aritmia jantung dapat bervariasi, termasuk kelainan bawaan sejak lahir dan gaya hidup yang tidak sehat.

Faktor-faktor seperti riwayat serangan jantung, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok dapat menjadi pemicu terjadinya aritmia jantung.

Aritmia jantung umumnya hanya dapat dirasakan oleh penderitanya dan tidak dapat terdeteksi jika episode gangguan irama jantung sedang tidak terjadi.

Oleh karena itu, pasien dapat menggunakan perangkat seperti smartwatch atau jam pintar yang memiliki kemampuan untuk mengukur detak jantung.

Baca Juga:  Keren! Produk UMKM di Purwkarta Ini Bisa Tembus USA, Gimana Ceritanya?

“Smartwatch sudah bisa digunakan untuk deteksi dini. Ketika sedang terasa, bisa direkam kemudian segera dilaporkan kepada dokter sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan segera,” ujarnya.

Selain itu, penderita aritmia jantung juga dapat mendeteksi penyakit ini melalui pemeriksaan USG jantung, uji treadmill, kateterisasi jantung, dan pemeriksaan listrik jantung.

Baca Juga:  Bagi Penderita Jantung Sebaiknya Hindari Makanan Ini

Bagi mereka yang telah didiagnosis menderita aritmia jantung, umumnya rumah sakit akan menawarkan pemasangan alat implantable cardioverter-defibrillator (ICD) di jantung.

Alat ini akan mendeteksi tanda-tanda berhentinya detak jantung dan secara otomatis memberikan rangsangan listrik untuk merangsang jantung. Alat ini telah banyak menyelamatkan nyawa dalam berbagai kasus.

Selain itu, sebagai tindakan pencegahan dalam kasus yang lebih serius, penting untuk memastikan ada orang di sekitar yang memiliki kemampuan untuk melakukan resusitasi jantung paru (CPR).

Baca Juga:  Bikin Merinding, Empat Bocah Ngaku Disembunyikan Jin Mirip Guru Ngaji

“Ada beberapa pasien henti jantung, hanya punya waktu maksimal 6 menit. Kalau lebih dari itu, bisa mematikan. makanya setiap orang harus punya kemampuan CPR atau resusitasi jantung paru (RJP),” imbuh Dokter Ignatius. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News