Jurnalis Didesak untuk Menjaga Akurasi dan Kebenaran dalam Pemberitaan

Jurnalis Didesak untuk Menjaga Akurasi dan Kebenaran dalam Pemberitaan
Jurnalis Didesak untuk Menjaga Akurasi dan Kebenaran dalam Pemberitaan. (foto: istimewa)

Berdasarkan temuan ini, jurnalis dan praktisi komunikasi lebih berpeluang menjalin kemitraan autentik yang berbasiskan sikap saling percaya, serta mencapai tujuan bersama untuk menyampaikan berita secara jujur dan akurat di tengah perubahan lanskap media.

Menurut Anda, apa tantangan terbesar Jurnalisme pada 12 bulan terakhir?

“Jurnalis kini semakin mengutamakan data yang kredibel dan tepercaya, serta narasumber yang tidak berpihak. Maka, praktisi komunikasi dapat dan harus membantu mereka. Dengan bekerja sama, di tengah disrupsi besar ini, jurnalis dan komunikator mampu menjaga dan bahkan meningkatkan mutu jurnalisme,” ujar Putney Cloos, Chief Marketing Officer, Cision.

Baca Juga:  Dewan Pers Minta Polisi Usut Pelaku Kekerasan Wartawan saat Sidang SYL

Masa Depan Industri Media

Pertama kalinya dalam “State of the Media Report”, responden membagikan perspektif tentang masa depan jurnalisme. Topik utama berkaitan dengan menjaga akurasi, mengurangi bias, dan beradaptasi dengan industri media yang kian bergantung pada teknologi dan data. Banyak jurnalis juga membahas kelebihan dan kekurangan AI:

Baca Juga:  Berikut Ramalan Zodiak untuk Cancer untuk Hari Ini

“Inovasi seperti ChatGPT tak akan pernah berhenti, namun jurnalis yang menghindarinya akan berada pada posisi yang merugikan.”

“Ketika AI mampu mengerjakan berbagai tugas hingga lebih dari sekadar menulis konten, jurnalis hanya akan mencapai kesuksesan dengan menyampaikan kisah personal dan menemukan kesimpulan dari rangkaian data dan tren data.”

Baca Juga:  Momen HPN 2023, Thoriqoh Nashrullah Fitriyah Berharap Jurnalis dan Perusahaan Media Terus Meningkatkan Kualitas