Kemarau, Empat Desa Di Kuningan Krisis Air Bersih

JABARNEWS | KUNINGAN – Masyarakat di empat desa di Kabupaten Kuningan alami kekeringan. Keempat desa itu antara lain Simpayjaya, Cihanjaro, dan Sukasari di Kecamatan Karangkancana dan Desa Jambugeulis di Kecamatan Cigandamekar.

Kekeringan melanda empat desa tersebut, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Ayip Sutrisno mengungkapkan, empat desa tersebut kini tengah dalam penanganan.

Penanganan melibatkan unsur samping seperti Baznas, PDAM, Polres dan Kodim. Dua desa yang pertama terdampak kemarau adalah Desa Simpayjaya dan Cihanjaro sudah mendapat penangan berupa kiriman air bersih dari PDAM. Selain itu, telah dilakukan pemasangan jet pump untuk menarik air Sungai Cileuya untuk kebutuhan mandi dan cuci warga.

Baca Juga:  Diduga Hendak Pesta Narkoba Bersama, Politisi PAN dan Golkar Ditangkap Polisi

’’Beberapa waktu lalu Kepala DPRPP bersama Kalak BPBD telah bertemu dengan para kepala desa dan camat Karangkancana membahas penanganan kekeringan. Yakni, berupa perbaikan saluran Pamsimas yang rusak akibat diterjang longsor,” ujar Ayip seperti dikutip radarkuningan.

Yang terbaru, kata Ayip, kekeringan di Desa Sukasari di Kecamatan Karangkancana dan Desa Jambugeulis di Kecamatan Cigandamekar. Kekeringan di dua desa itu mulai mendapat penanganan berupa kiriman air bersih per tanggal 9 Agustus lalu dari Baznas dan Dinas Sosial.

Baca Juga:  Polisi Ingatkan Sebar Foto Korban Kecelakaan di Medsos Bisa Dipidana

’’Air ditampung di bak terbuat dari terpal yang bisa menampung 4.000 liter. Setiap hari ada kiriman air bersih ke dua desa tersebut, dua hari sekali Baznas dan diselingi Dinsos menggunakan tanki bantuan dari Dinsos Provinsi Jabar,” ungkap Ayip.

Berdasarkan prakiraan BMKG, lanjut Ayip, musim kemarau tahun ini diprediksi akan berlangsung cukup lama yaitu hingga Oktober mendatang. Atas kondisi ini, kata dia, diperkirakan dampak kekeringan akan semakin meluas.

’’Terbaru kami mendapat laporan kekeringan di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber. Dari hasil kajian kami, kekeringan di desa tersebut belum tergolong parah karena air dari saluran Pamsimas masih berjalan, hanya saja debitnya mulai berkurang,” paparnya.

Baca Juga:  Peserta UNBK di Purwakarta Lesehan

Atas kondisi tersebut, Ayip mengimbau kepada masyarakat Cipakem untuk bijak menggunakan air bersih dan berhemat. Hal ini juga berlaku untuk masyarakat yang tinggal di daerah yang masih banyak air untuk tidak boros menggunakan air bersih.

’’Kearifan lokal harus kembali ditingkatkan, seperti bijak menggunakan air dan berbagi jika ada tetangga yang kesulitan. Selain itu menjaga kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air dengan melakukan penanaman pohon (reboisasi) sehingga musim kemarau yang akan datang tak lagi ada kejadian krisis air bersih seperti sekarang,” pungkas Ayip. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat