Penurunan permintaan ini dapat berdampak pada sektor-sektor terkait, yang mayoritas karyawannya berasal dari kelas menengah bawah.
Karena kenaikan harga barang-barang tersebut, pekerja di industri barang mewah, seperti penjual mobil, teknisi, dan karyawan yang bekerja di pabrik barang elektronik premium, akan mengalami dampak penurunan permintaan untuk barang-barang tersebut.
Angka pengangguran di kalangan pekerja kelas menengah bawah akan meningkat jika konsumsi barang mewah menurun. Akibatnya, kemungkinan PHK atau penurunan jam kerja akan meningkat.
3. Ketimpangan Ekonomi yang Tetap Tinggi
Indonesia terus mengalami ketimpangan ekonomi yang signifikan. Dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rasio Gini sebesar 0,38 pada tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam bagaimana pendapatan didistribusikan di Indonesia.
Ketimpangan ini dapat diperburuk jika kebijakan kenaikan PPN hanya mengenakan pajak pada barang mewah, yang akan lebih banyak mempengaruhi demografi menengah ke atas yang biasanya membeli barang mewah.
Meskipun kenaikan PPN ini dimaksudkan untuk mempengaruhi masyarakat berpendapatan rendah secara tidak langsung, Direktur Eksekutif Ceapps.ID, Muhammad Zeinny mengatakan, “Mereka tetap akan merasakan dampak inflasi barang non-mewah karena kenaikan harga barang mewah yang lebih mahal. Jika produsen barang mewah mengalihkan sebagian biaya tambahan ini ke konsumen barang non-mewah, kelas menengah bawah akan lebih terbebani lagi oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan dasar.”
4. Potensi Dampak Inflasi dan Penurunan Daya Beli
Kenaikan harga barang mewah adalah salah satu dampak yang paling langsung dari kebijakan PPN 12% pada barang mewah, yang akan mendorong inflasi, terutama di pasar barang konsumsi yang terkait dengan barang mewah.