JABARNEWS | BANDUNG – Memahami akar masalah yang menjadi pemicu muncul dan beredarluasnya hoaks di tengah masyarakat di media sosial, sama pentingnya dengan upaya pencegahan melalui strategi pengecekan fakta selama ini.
Selain itu cara pandang terhadap hoaks sebagai simptom atau gejala – bukan sebagai penyakit seperti yang diyakini banyak pihak selama ini, juga merupakan titik tolak untuk membangun strategi yang lebih komprehensif dalam mengatasi hoaks saat ini maupun di masa mendatang.
Hal itu menjadi benang merah yang mengemuka dalam Diskusi Kelompok terarah atau FGD bertema ‘Mengawal Demokrasi Indonesia dalam Pemilu 2024 dengan Mencegah dan Mengantisipasi Menyebarnya Misinformasi dan Disinformasi’.
Kegiatan yang dihelat oleh Masyarakat Anti Fitnah Indoensia (Mafindo), Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang tergabung dalam Koalisi Cek Fakta. Kegiatan FGD yang diikuti dua puluh lima peserta dari berbagai asosiasi profesi dan komunitas lintas agama dan keyakinan, juga lembaga penyelenggara dan pengawas Pemilu yang berlangsung di El Royale Hotel Bandung pada Rabu (4/10/2023) lalu.
Menurut Adi Marsiela, Koordinator Koalisi Cek Fakta, upaya mengatasi hoaks saat ini membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak, baik dari kalangan komunitas maupun asosiasi profesi. Masing-masing komunitas dan asosiasi memiliki persimpangan informasi yang beragam dan bisa menjadi salah satu cara pencegahan produksi dan distribusi hoaks. FGD yang dilangsungkan di Bandung merupakan rangkaian kegiatan serupa yang digelar di 10 wilayah di Indonesia.