JABARNEWS | JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sebanyak 232 hoaks mengenai virus corona hingga Senin, pukul 08.00 WIB.
Dalam laporan isu hoaks tersebut Kominfo merilis fakta yang benar di balik sejumlah informasi tidak benar. Di antaranya, kabar tidak benar yang menyebut presiden Jokowi positif virus corona, yang tersebar dalam tangkapan layar sebuah artikel yang dimuat tanggal 15 Maret 2020.
Setelah ditelusuri, artikel tersebut oleh Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo melalui mesin AIS, artikel tersebut adalah hasil suntingan dari artikel yang dimuat oleh Detik.com pada 15 Maret 2020 dengan judul asli “Presiden Jokowi Jalani Tes Virus Corona Sore ini.”
Hoaks selanjutnya adalah pesan berantai di WhatsApp yang memuat foto beserta dengan informasi identitas dari mitra pengemudi Gojek yang diduga suspect corona melarikan diri dari RSUP Persahabatan. Faktanya, informasi dalam pesan tersebut tidak benar, dan telah dibantah oleh pihak Gojek, juga juru bicara RSUP Persahabatan.
Selanjutnya, beredar di media sosial pesan perantai dengan narasi seorang terapis Delta Spa menjadi suspect virus corona. Hal itu tidak benar, dan telah diklarifikasi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
Beredar sebuah pesan di media sosial yang memberikan informasi bahwa satu warga Klaten terpapar virus corona. Faktanya, juru bicara satgas kecepatan penaganan COVID-19 Klaten mengatakan informasi tersebut tidak benar, dan sampai saat ini belum ada warga Klaten yang terpapar virus corona.
Ada pula pesan viral yang beredar luas di WhatsApp yang menyebutkan bahwa lemon panas dapat membunuh sel kanker dan dikaitkan dengan COVID-19. Berdasarkan hasil penelusuran Kominfo, klaim tersebut tidak didukung oleh bukti medis yang kredibel.
Hoaks tentang virus corona tercatat pertama kali muncul pada 6 Mei 2019, di mana beredar di media sosial informasi tidak benar mengenai anjuran cuci bersih kurma karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar.
Hoaks mengenai virus corona mulai muncul kembali pada 23 Januari 2020, yang jumlahnya meningkat setiap harinya seiring dengan penyebaran virus corona. (Ara)