Kompetisi Hackhaton 2019: HackBDGWeather, Tiga Tim Jadi Pemenang

JABARNEWS | BANDUNG – Tiga dari 38 tim developer muda se-Indonesia berhasil menjadi juara 1,2, dan 3 pada kompetisi Hackhaton 2019: HackBDGWeather.

Ketiga tim itu berhasil mengembangkan teknologi IP Weather (program CSR dari CBN dan FiberStar) yang sudah dimiliki Pemkot Bandung.

Ketiga pemenang itu telah melahirkan tiga aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat, industri, dan pemerintah.

Tiga aplikasi itu yakni seedplan (aplikasi rekomendasi bercocok tanam), navicuaca (aplikasi menggabungkan google map dengan cuaca), dan Kusmana (aplikasi traffic congestion Controls system basis on weather monitoring atau aplikasi perencanaan penanaman).

“Seedplan itu aplikasi di mana kita bakal tahu suatu daerah itu dengan kondisi cuacanya bagus bercocok tanam apa. Misal di Bandung hasil tes aplikasi ini cocok ditanami teh,” jelas Riski, salah seorang anggota tim Permanent Betadev asal Jogjakarta yang keluar sebagai pemenang juara satu.

Baca Juga:  Berikut Ramalan Zodiak untuk Gemini Hari Ini

Chief Operating Officer, CBN sekaligus Dewan Juri, Marcelus Ardiwinata, mengatakan, melalui kompetisi ini, para peserta ditantang untuk berinovasi menciptakan ide-ide berbasis teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan data cuaca.

“Kota Pintar maupun Desa Pintar memerlukan partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Dengan adanya kompetisi Hackathon 2019: HACKBDGWEATHER, kami bisa memberikan percontohan ke kota atau desa tentang menghimpun keterlibatan masyarakat dan mendidik serta memupuk munculnya penemu-penemu muda untuk peduli akan kota/desa dan masyarakatnya,” tambah Marcelus.

Baca Juga:  AHY Sapa Warga Purwakarta

Dijelaskannya, perangkat IP Weather sendiri mencatat data terkait cuaca berupa data temperatur suhu, kelembaban udara, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, dan sinar UV.

“IP Weather sudah terpasang di beberapa titik kelurahan dan kecamatan di Kota Bandung. Perangkat tersebut akan mentransfer data cuaca ke Weather Station API (API), sehingga dapat tersaji data-data cuaca di Kota Bandung secara realtime. Setiap data dapat disaring berdasarkan sensor dan waktu yang diinginkan,” ujarnya.

Chief Information Officer Indo (CISC), Budi Raharjo, mengatakan, parameter penilaian kompetisi ini antara lain adalah originalitas aplikasi, kesesuaian aplikasi dengan bidang yang dipilih, asas manfaat, tampilan (UI dan UX), teknik presentasi, dan penggunaan API.

Baca Juga:  Sejauh Ini... Sebuah Pameran Restrospektif Goenawan Mohamad di Lawangwangi Creative Space

“Kami berharap melalui kompetisi ini, tidak hanya melahirkan inovasi teknologi IP Weather, tetapi memberikan ilmu dan pengalaman yang bernilai bagi para peserta. Terlebih lagi, hasil karya pemenang kelak akan kami kembangkan untuk kepentingan masyarakat oleh Pemerintah Kota Bandung dan tidak menutup kemungkinan untuk di aplikasikan ke seluruh Indonesia,” jelas Budi yang juga menjadi Ketua Dewan Juri dalam event itu. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat