JABARNEWS | PURWAKARTA – Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mengarahkan terjadinya transformasi administrasi berbasis digital merupakan perkembangan yang positif untuk memberikan layanan prima bagi masyarakat ataupun tenaga kerja yang membutuhkan.
“Hal ini pun sejalan dengan tuntutan masyarakat yang menghendaki keterbukaan informasi sebagai upaya untuk menekan korupsi yang menjadi amanat reformasi, terutama dalam birokrasi,” kata Koorbid Diklat AGP Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat, Anggi Cayanati, saat ditemui di kediamanya di Gang Beringin, Purwakarta, Senin (26/11/2018)
Ia menambahkan, dalam bidang birokrasi, pelayanan berbasis internet semakin dikembangkan, semua lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah hampir semua telah memiliki website sebagai layanan informasi.
“Begitu pula dengan data kepegawaian, data mengenai sekolah atau pun hal lain yang berkaitan dengan manajemen dapat diakses dengan berbasis digital karena dengan harapan layanan informasi yang diberikan dapat lebih efektif dan efisien,” kata wanita yang juga Guru SMAN 22 Kota Bekasi itu.
Dengan transformasi administrasi berbasis digital, tambah Anggi, layanan prima untuk mewujudkan pendidikan berkemajuan merupakan salah satu hal untuk mewujudkan tata kelola administrasi yang lebih valid. Sehingga, pengelolaan data seperti dalam satuan pendidikan dapat lebih terstruktur.
“Adanya perbaikan administrasi dalam pelayanan publik merupakan suatu keharusan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu jangan salah bukanlah berbasis digital saja yang menjadi faktor utama peningkatkan mutu, melainkan SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan faktor utama yang strategis dalam merealisasikan kredibilitas yang handal,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, pengembangan kualitas SDM diperlukan dalam dinamika persaingan, dinamika pasar, serta dinamika teknologi yang terus berkembang.
“Tranformasi administrasi berbasis digital di dalam pendidikan diharapkan mampu membawa pola perubahan pembinaan dalam kualitas SDM yang ada pada satuan pendidikan yang selama ini mungkin berada pada konsep comfort zone bertransisi menjadi competitive zone. Sehingga dapat memunculkan motivasi kompetensi yang terus berkembang,” pungkasnya. (Gin)
Jabarnews | Berita Jawa Barat