Sedangkan kategori baik menunjukkan udara yang tidak memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia, hewan, maupun lingkungan, dengan nilai PM2,5 di rentang 0-50.
Adapun kategori lebih buruk mencakup sangat tidak sehat (PM2,5 antara 200-299), yang dapat berdampak serius pada kesehatan sebagian besar populasi, hingga kategori berbahaya (PM2,5 di atas 300), yang secara umum dapat mengakibatkan dampak kesehatan yang signifikan bagi masyarakat luas.
Sementara itu, kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia pada hari yang sama adalah Delhi, India, dengan indeks AQI mencapai 758.
Disusul Lahore, Pakistan di posisi kedua dengan nilai 430, Baghdad, Irak di tempat ketiga dengan angka 237, Dhaka, Bangladesh di urutan keempat dengan 215, dan Sarajevo, Bosnia di posisi kelima dengan indeks 190.
Kota-kota lain yang juga masuk dalam daftar adalah Kampala, Uganda (183) di peringkat ketujuh, Kolkata, India (179) di posisi kedelapan, Tashkent, Uzbekistan (172) di urutan kesembilan, dan Hanoi, Vietnam (168) di peringkat kesepuluh.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya upaya yang lebih serius untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta, terutama untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News