“Ini lebih dari sekadar proyek teknologi. Ini adalah ikhtiar untuk menjadikan setiap langkah kita sebagai amal jariyah yang berdampak bagi umat dan menjadi warisan bagi generasi mendatang,” katanya.
Menurut Damar, filantropi adalah wujud kasih sayang yang menyatukan pemberi dan penerima dalam harmoni. Ia menambahkan bahwa teknologi blockchain adalah alat penting untuk menciptakan ekosistem filantropi yang lebih transparan, aman, dan berdaya guna.
Acara ini juga dihadiri oleh Pimpinan BAZNAS RI, KH. Achmad Sudrajat, Lc., MA, yang memberikan apresiasi atas inovasi ini. Ia menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan literasi zakat, terutama di kalangan generasi muda yang akrab dengan dunia digital.
“Teknologi informasi memungkinkan kita menyampaikan edukasi tentang zakat tanpa batasan jarak. Ini jauh lebih efektif dibandingkan pendekatan konvensional,” ujarnya.
Achmad Sudrajat juga menekankan makna zakat sebagai bertambahnya kebaikan, bukan berkurangnya harta. “Konsep ilahi tentang zakat adalah tumbuhnya keberkahan, baik bagi yang memberi maupun yang menerima,” tegasnya.
Peluncuran platform ini menandai langkah maju dalam membangun sistem filantropi digital yang tidak hanya transparan, tetapi juga mampu memberikan dampak sosial yang luas dan berkelanjutan. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News