Luis Milla Akui Buta Kekuatan UEA

JABARNEWS | BEKASI – Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, memaklumi sikap para pemainnya yang sempat tersulut emosi saat menghadapi Hongkong di Stadion Patriot Chandrabhaga, Senin (20/8/2018) malam. Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan bagi Indonesia, 3-1.

Pertandingan itu menjadi laga terakhir fase grup A Asian Games 2018 dan menjadi laga penting bagi skuat Indonesia untuk bisa lolos fase grup. Indonesia sendiri sempat tertinggal 0-1 di babak pertama lewat gol yang dibuat Hok Ming Lau di menit 38. Setelah kebobolan, tensi pertandingan pun tinggi. Dalam beberapa kesempatan skuat Garuda Muda terlibat konfrontasi dengan lawan.

Baca Juga:  Mau Nongkrong atau Tawuran? Sekelompok Remaja di Tasikmalaya Bawa Cerulit dan Pedang

“Emosi di babak pertama mungkin terjadi karena hasil tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan. Kami tahu harus menang karena seri saja tidak bagus dan kembali lagi ke individunya,” ujar pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, dilansir detiksport.com.

Di babak kedua, Indonesia juga sempat terprovokasi oleh lawan. Salah satunya saat Stefano Lilipaly mendorong Hin Ting Lam yang coba mengulur waktu saat ditarik keluar pada menit ke-70.

Baca Juga:  Nakes Bayu Asih Tolak Vaksin, MUI: Setiap Orang Wajib Menjaga Perbuatan

“Masuk babak kedua, kami tahu harus menang. Saya perintahkan pemain untuk banyak main di wilayah musuh dengan tenang dan akhirnya kami bisa bongkar pertahanan lawan,” sambungnya.

Kemenangan itu membuat Indonesia lolos ke babak 16 besar. Di babak 16 besar nanti Indonesia akan berhadapan dengan Uni Emirat Arab (UEA). Mengenai calon lawannya itu, Milla mengaku buta soal kekuatan tim lawan.

Timnas U-23 sendiri mempunyai rekor buruk saat berhadapan dengan tim asal Timur Tengah. Dalam tiga pertandingan melawan tim dari Timur Tengah, Indonesia selalu menelan kekalahan.

Baca Juga:  Bupati Majalengka Bertemu Pimpinan Parpol

Yang terakhir, Indonesia kalah dengan skor 1-2 sari Palestina. catatan itu menambah rekor buruk Indonesia atas tim tangguh Timur Tengah.

“Saya tidak tahu UEA main seperti apa, tapi kami punya waktu empat hari untuk istirahat. Tapi saya bisa bayangkan kalau mereka tim yang kuat dan memiliki budaya sepakbola yang bagus,” pungkasnya. (Ati)

Jabarnews | Berita Jawa Barat