Sementara itu Kemenag pun menanggapi hal tersebut. “Alhamdulillah, perihal kesalahan cetak pada surah Al-Kahfi/18: 8 telah kami jelaskan pada siaran pers nomor: B-761/LPMQ.01/HM.02/04/2022 mengenai kesalahan cetak pada mushaf Badan Wakaf Alquran (BMA),” tulis akun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag.
Melihat tanggal yang tertera dalam siaran pers tersebut, kesalahan cetak mushaf Alquran tersebut rupanya telah dikonfirmasi pada tanggal 13 April 2022 lalu.
Dalam keterangan resminya, Kementerian Agama (Kemenag) tak membantah adanya kesalah cetak pada mushaf Alquran terbitan BMA tersebut. Menurut Kemenag, mushaf tersebut merupakan pesanan BMA kepada penerbit Mulia Abadi Bekasi.
“Musyaf tersebut tidak melalui proses pentashihan di LPMQ. Adapun surat tanda tashih yang tercantum dalam mushaf tersebut merupakan surat tanda tashih untuk mushaf Ar-Rahman milik penerbit Mulia Abadi Bekasi,” Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag, Muchlis Muhammad Hanafi.
Menurut Muchlis, berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 44 tahun 2016 tentang penerbit, pentashihan dan peredaran Mushaf Alquran, LPMQ sesuai dengan kewenangannya telah menyampaikan teguran dan peringatan serta memerintahkan untuk melakukan penarikan dan melarang mushaf tersebut untuk diedarkan.
Selain itu, kata Muchlis, jika masyarakat masih menemukan mushaf Alquran yang terdapat kesalahan tersebut, agar segera melaporkannya kepada LPMQ. Masyarakat juga diminta mengirimkan mushaf tersebut kepada penerbit Mulia Abadi yang beralamat di Jalan Mughni Raya No. 107 Jatimekar, Jatiasih, Bekasi, untuk diganti dengan mushaf Alquran yang sudah benar. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
