Menghidupkan Kemanusiaan dan Toleransi Ala Buya Syafii

Almarhum Buya Syafii Maarif. (foto: istimewa)

Dari tulisan-tulisan dan ceramah-ceramah yang disampaikannya, saya memahami bahwasanya setiap kita harus memandang orang lain dengan semangat persamaan derajat. Karena dengan begitu, kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat akan dapat diraih.

Dalam tulisannya yang berjudul “Puncak Gunung Es”, Buya Syafii Maarif menyampaikan bahwa, “Sebuah weltanschauung Qur’an bukan saja bermuatan filosofis, juga darinya dapat diturunkan prinsip-prinsip pemecahan masalah-masalah kemanusiaan”.

Baca Juga:  Pemkot Cimahi Gencarkan Vaksinasi Covid-19, Ini Sasarannya

Maka, dalam perjalanan hidupnya, Buya Syafii Maarif selalu berdiri paling depan dalam menjaga kemanusiaan. Baginya, kemanusiaan bukan hanya jargon semata, tetapi harus menjadi bukti nyata yang lahir dari hati dan ditegakkan melalui perbuatan.

Baca Juga:  Cinta Lingkungan ala Milenial Tunisia

Misalnya, pada peristiwa penyerangan brutal yang melukai para jemaat di Gereja Santa Lidwina, Sleman, tahun 2018 silam, Buya Syafii Maarif bergegas datangi Gereja dan menyampaikan kekecewaanya terhadap pelaku. Ia pun meminta polisi agar mengusut tuntas kasus tersebut.

Baca Juga:  Licin Bagai Belut, Spesialis Curanmor di Purwakarta Akhirnya Dibekuk Polisi

Dan tentu masih banyak lagi peran Buya Syafii Maarif dalam mewujudkan kerukunan di Bumi Nusantara ini. Ia tak pernah absen dalam menentang intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Sungguh sangat layak bila gelar “Pahlawan Kemanusiaan” disematkan dalam dirinya.