Seyogianya nilai-nilai kemanusiaan-universal ala Buya Syafii Maarif ini kita rawat dan hidupkan. Karena faktanya prinsip kemanusiaan ini senantiasa relevan dalam ruang dan waktu.
Melalui tulisannya yang dimuat di TEMPO pada tahun 1993, Buya Syafii Maarif juga pernah menyampaikan perkataan gurunya ketika di Chichago, Fazlur Rahman, bahwa “Sebuah Islam yang tidak dapat memberi solusi kepada persoalan kemanusiaan, tidak akan punya masa depan yang cerah”.
Perkataan di atas betul-betul harus disadari oleh semua umat beragama. Karena dewasa ini kita melihat fenomena beragama yang ekstrem. Di mana kelompok Islam radikal acapkali melakukan aksi kekerasan yang dilegitimasi atas keyakinan dalam berjihad di jalan Tuhan.
Pada tahun 2021 misalnya, kita dikejutkan dengan aksi teror yang menewaskan puluhan korban jiwa. Ironinya, setelah diinvestigasi, motif pelaku melakukan teror tersebut adalah atas nama agama. Selain menodai hakikat ajaran agama dan merusak nilai kemanusiaan, kenyataan ini pun menjadi ancaman nyata yang memengaruhi persatuan bangsa.
Melalui peran dan pemikirannya, sejatinya Buya Syafii Maarif telah menegakkan jihad intelektual yang mampu memberikan solusi bagi rumah kemanusiaan yang semakin hari digerogoti oleh virus-virus kelompok Islam ekstrem. Ajaran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang dihidupkan oleh Buya Syafii Maarif harus mewarnai ruang-ruang kehidupan berbangsa, lebih-lebih di era media sosial seperti sekarang.