JABARNEWS | PURWAKARTA – Situs batu purba yang tersusun rapih menyerupai kursi layaknya tribun penonton yang terletak di Kampung Ciputat, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diperkirakan berusia ratusan tahun yang lalu. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu tersebut masih berkaitan dengan legenda Sangkuriang.
“Batu itu digunakan masyarakat terdahulu untuk menyaksikan keberangkatan Sangkuriang yang akan melamar Dayang Sumbi dan juga bisa menjadi tempat rapat,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Ahmad Fadil, Selasa (10/3/2020).
Maka dari itu, warga setempat menyebutnya batu kursi. Menurut Ahmad, susunan batu seluas sekira dua petak sawah itu hanya terlihat saat debit air di Waduk Jatiluhur surut. Saat musim hujan, area tersebut terendam air cukup dalam.
Berdasarkan dari keterangan leluhur di Desa Kutamanah bahwa sejarah Sangkuriang awalnya di desa tersebut. Situs batu yang menyerupai meja dan kursi itu, merupakan peninggalan dari legenda Sangkuriang.
“Situs tersebut dinilai memiliki sejarah dan harus dilestarikan, akan tetapi keberadaanya perlu dibuktikan oleh yang berwenang, dan pihaknya saat ini masih menunggu,” ujarnya.
Menurutnya, bahkan pernah ada peneliti dari Masyarakat Geografi Nasional Indonesia dan Kelompok Riset Cekungan Bandung yang memperkirakan, batu-batuan itu berusia 15 juta sampai lima juta tahun.
“Menurut peneliti tersebut proses pembentukannya, pada awalnya tersusun endapan. Endapan paling bawah paling awal mengendap,” cerita Ahmad.
Ahmad yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Usaha Milik Desa Kutamanah, berharap ada tim ahli yang bersedia meneliti dan menjelaskan asal usul batu tersebut.
“Terlepas dari hasil buatan manusia ataupun terbentuk secara alami, hasil penelitian itu bisa jadi modal warga untuk mengembangkan sektor pariwisata di sini,” katanya.
Dijelaskan Ahmad mengatakan, akses menuju lokasi batu-batu tersebut selama ini belum ada sehingga Badan Usaha Milik Desa Kutamanah berencana mengembangkannya sebagai lokasi wisata.
Diketahui, Lokasi situs batu meja tersebut tak jauh dari lokasi Situs batu menyerupai benteng keraton yang tersusun rapi dan memanjang dengan luas sekitar dua hektare itu, terletak di kawasan Perhutani Parang Gombong. Yang masyarakat sekitar menyebut itu batu Peti.
“Rencananya, Pemerintah Desa Kutamanah melalui BUMDes Tirtabuana akan mengalokasikan dana untuk pengembangan objek pariwisata Batu Peti dan Batu Meja. Selain itu, kami juga akan membangun jalan menuju lokasi dari Dana Desa tahun anggaran 2020,” ucapannya. (Gin)