Saat melihat jasad Eky, Rudiana menemukan banyak luka yang tidak sesuai dengan kecelakaan, melainkan lebih mirip dengan penganiayaan menggunakan benda tumpul.
“Saya melihat langsung luka di dahi yang dalam, gigi hancur, rahang patah, pergelangan tangan patah, serta lebam di kanan dan kiri. Semua tanda-tanda ini menunjukkan adanya penganiayaan,” jelasnya.
Rudiana juga membantah adanya dugaan penyiksaan terhadap delapan orang pelaku yang kini tujuh di antaranya telah menjadi terpidana seumur hidup.
Rudiana mengakui bahwa pada saat kejadian, dirinya bertugas di bagian Satuan Reserse Narkoba dan hanya membantu mengamankan para pelaku, bukan menangkap atau menyiksa mereka.
“Saya hanya mengamankan, tidak menangkap. Tidak ada penganiayaan. Setelah menyerahkan para terpidana ke penyidik, semuanya saya percayakan kepada mereka,” tegasnya.
Untuk membuktikan kebenaran, Rudiana bersedia makam Eky dibongkar kembali dan dilakukan autopsi ulang. “Kalau untuk penyidikan, silakan. Walaupun saya merasa berat, karena ini akan mengganggu ketenangan anak saya,” ucapnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News