JABARNEWS | JAKARTA – Isu agama masih akan mewarnai pemilihan presiden (pilpres) 2019. Sebab disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Hurriyah, ada kecenderungan partai politik (parpol) menggunakan isu apapun yang dapat dikapitalisasi dan disimbolisir untuk mendapat dukungan suara.
Dikutip Republika.co.id. Kata Hurriyah, isu agama tidak hanya pada partai yang berbasiskan agama, tetapi seluruh partai. Tanpa memandang latar belakang, mereka fokus pada satu kepentingan, yakni berbicara suara terbanyak untuk mendapatkan posisi penting dalam pemerintahan.
“Segala hal yang berkaitan agama boleh jadi dimainkan,” ujarnya saat dihubungi, Minggu(27/4/2018).
Berkembangnya isu agama lanjutnya, bukan tanpa sebab. Parpol melihat pemilih muslim sangat besar dan menarik sehingga memang pantas untuk diperebutkan.
Perilaku mempolitisasi agama ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, termasuk dengan menggunakan simbol-simbol atau identitas agama. Hanya, daya kapitalisasi dan mobilisasi isu yang dilakukan tiap tahun berbeda seiring dengan perkembangan topik terhangat.
Masih kata Wakil direktur eksekutif Pusat Kajian Politik FISIP UI itu, isu politisasi agama sebenarnya tidak berdampak signifikan terhadap parpol, melainkan masyarakat.
Dengan adanya isu agama, mereka terbagi menjadi kubu-kubu sehingga cenderung mudah dipecah belah. Secara jangka panjang, hal ini berdampak pada kesatuan bangsa. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat