“Sepertinya Gabriel Aries Setiadi mewarisi spirit Bandung School atau seni rupa mazhab Bandung dan tetap punya unique approach dalam proses berkarya. Gabriel punya cara berpikir yang terstruktur menurut saya. Dan karya-karyanya ‘blend-in’ (menyatu) dengan ruang dan arsitektural,” tutur Andonowati.
Kemudian, Gabriel Aries Setiadi menuturkan bahwa proses penciptaan karya untuk pameran ini cukup rumit dalam ikhwal membangun konstruksi sebuah benda dari material yang berbeda menjadi satu kesatuan struktur yang secara sadar memperhitungkan aspek ruang, waktu dan konteks material yang bukan lagi metaforma (periode batu).
“Karya-karya ini merupakan rangkuman dari beberapa komposisi gagasan visual. Komposisi itu buat berdasarkan kumpulan temuan-temuan bentuk dan rupa yang dipilih dari proses produksi percontohan serta ingatan visual mengenai karya arsitektur di Eropa, Timur Tengah, Asia juga kota-kota di tanah air selepas perjalanan atau kunjungan tertentu,” kata Gabriel Aries Setiadi. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News