JABARNEWS | BANDUNG – Dokter Decsa Medika Hertanto mengungkap perbedaan nyeri dada akibat GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung dengan serangan jantung.
Secara sekilas, pengidap GERD dan serangan jantung sama-sama memiliki gejala nyeri dada pada. Namun, ada sejumlah perbedaan rasa sakit antara keduanya.
JabarNews.com melasnir dari postingan instagram @dokterdecsa yang diunggah pada 22 November 2021, ia menjelaskan bahwa nyeri dada akibat GERD cenderung seperti rasa terbakar.
Baca Juga: Peringati HUT Ke-36, SMAN 1 Sukatani Purwakarta Gelar Pameran Seni dan Festival Batik
Baca Juga: Agar Tidak Makan Berlebihan, Coba Lakukan Cara Ini
“Yang biasanya terkait dengan makanan,” tulis dr. Decsa dalam postingan tersebut.
Baca Juga: PPKM Akhir Tahun, Kabupaten Bandeng Berencana Terapkan Ganjil Genap Kendaraan
Baca Juga: Di Martapura, Menarmed 1 SY 1 Kostrad Gelar Latihan Alutsista Canggih
Selain itu, nyeri dada seperti terbakar tersebut juga disertai keluhan lain seperti mual, muntah, sulit menelan, kembung hingga sendawa.
Sedangkan, nyeri dada akibat serangan jantung, menurutnya terasa lebih tajam dan menjalar ke lengan kiri, tengah atau leher. Dan biasanya disebabkan penyakit hipertensi, dan riwayat diabetes.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pria Timur Tengah Penyiraman Air Keras Pada Wanita Cianjur
Baca Juga: Mobil Damkar Legendaris di Sumedang Hanya Bisa Terparkir Karena Rusak, Pelayanan Terhambat?
Rasa nyeri dada akibat serangan jantung juga biasanya disertai keluhan lain seperti nyeri perut, dada terasa tertekan, sesak nafas, keringat dingin berlebih hingga pusing.***