JABARNEWS | SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bergerak cepat melakukan upaya penanganan darurat pasca gempa yang terjadi pada Selasa (10/3). Mereka mendirikan tenda untuk menampung 173 warga Kampung Cipicung, Desa Kabandungan, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.
Gempa dengan magnitudo 5,0 mengakibatkan puluhan rumah rusak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). Puluhan rumah rusak itu tersebar sedikitnya di enam kecamatan, meliputi Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Cidahu, Ciambar, Parakansalak, dan Cikidang.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga pukul 21.00 WIB menyebutkan bahwa rumah rusak sebanyak 35 unit.
“Data sementara yang kami terima baru dari Kecamatan Kabandungan dan Kalapanunggal,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman
Data sementara BPBD mencatat 3 orang luka ringan. Mereka telah mendapatkan perawatan di klinik kesehatan terdekat. Tidak ada korban jiwa pascagempa yang dirasakan kuat sekitar 5 detik di Kabupaten Sukabumi ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengatakan laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sukabumi bahwa 202 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 48 unit rumah rusak berat (RB), 91 unut rumah rusak sedang (RS) dan 63 unit rumah rusak ringan (RR).
Dampak kerusakan rumah tersebar di Kecamatan Kalapanunggal, Cidahu dan Kabandungan. Total kerusakan di Kalapanunggal berjumlah 166 unit dengan rincian RB 41 unit, RS 75 dan RR 50.
Rumah rusak di Kecamatan Cidahu total 11 unit dengan rincian rumah RS 7 unit dan RR 4, sedangkan di Kecamatan Kabandungan total rumah rusak berjumlah 25 unit, RB 7 unit, RS 9 dan RR 9. Satu masjid di kecamatan ini juga mengalami kerusakan dengan kategori sedang.
Sementara itu, gempa yang juga dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor meimbulkan dampak kerusakan tempat tinggal. BPBD Kabupaten Bogor mencatat total kerusakan rumah di Kecamatan Pamijahan berjumlah 20 unit, dengan rincian rumah RB 7 unit, RS 9 dan RR 4.
Kerusakan rumah tersebut tersebar di Desa Gunungbunder 1 dengan rumah RR 1 unit, Cibunian rumah RS 9 dan RR 1, Purwabakti rumah RB 7 unit, Cibitung Kulon rumah RR 1 unit dan Pasarean rumah RR 1.
“TRC BPBD Kabupaten Sukabumi saat ini sedang melakukan kaji cepat di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, sedangkan TRC BPBD Kabupaten Bogor telah berada di Kecamatan Pamijahan untuk kaji cepat,” kata dia.
Dalam melakukan kaji cepat, sambung Agus, TRC BPBD mengalami kesulitan saat kaji cepat di dua desa di Kecamatan Klapanungga karena listrik padam.
Berdasarkan laporan, gempa terasa di sejumlah wilayah meliputi; Kota Bogor sekitar 4-6 detik, terasa sedang hingga kuat di Kota Sukabumi sekitar 4-5 detik, terasa lemah di Kabupaten Lebak, Banten dan terasa lemah di Jakarta sekitar 5-8 detik dan terasa sedang di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi pada pukul 17.18 WIB tersebut berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. (Red)