Puasa Tasu’a memiliki beberapa makna dan tradisi di kalangan umat Muslim. Beberapa di antaranya adalah mengenang peristiwa bersejarah yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram.
Beberapa peristiwa bersejarah tersebut diantaranya peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS dan kaumnya dari Fir’aun dengan melewati Laut Merah.
Selain itu, dalam riwayat yang lain, pada tanggal 9 Muharram, Nabi Adam AS juga diturunkan ke bumi sebagai khalifah pertama Allah di dunia ini. Oleh karena itu, puasa Tasu’a menjadi momen untuk mengenang dan merenungkan peristiwa-peristiwa ini.
Selain itu Puasa Tasu’a disebut sebagai persiapan untuk Puasa Ashura. Alasannya, Puasa Tasu’a seringkali disertai dengan puasa Ashura yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram.
Kedua puasa ini dirayakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan sebagai cara untuk meneladani Rasulullah dan menjalankan ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam.
Tak hanya itu, Puasa Tasu’a juga dimaknai sebagai amal ibadah dan keberkahan. Seperti puasa sunnah lainnya, puasa Tasu’a dilakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kesadaran spiritual, serta meningkatkan ketakwaan dan ketaqwaan.
Melakukan amal ibadah pada hari-hari bersejarah, termasuk puasa Tasu’a, diharapkan mendatangkan keberkahan bagi umat Muslim.
Namun, perlu diingat bahwa puasa Tasu’a bukanlah kewajiban bagi umat Muslim, melainkan merupakan puasa sunnah yang dianjurkan. Jadi, bagi yang ingin melaksanakannya, disarankan untuk melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram dan dilanjutkan dengan puasa Ashura pada tanggal 10 Muharram. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News