Sejauh Ini… Sebuah Pameran Restrospektif Goenawan Mohamad di Lawangwangi Creative Space

Lawang Wangi
Sunaryo dan Goenawan Mohamad membincangkan karya-karya drawing dan seni grafis di pameran retrospektif Goenawan Mohamad “Sejauh ini….” di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jumat (2/2/2024) petang. (Foto: Istimewa).

Teknik Gumoil print menjadi salah satu teknik grafis langka yang jarang diproduksi oleh seniman-seniman grafis Indonesia, misalnya Tisna Sanjaya yang lebih banyak menggunakan teknik litografi pada karyanya. Demikian halnya dengan Goenawan Mohamad yang menjajal hampir semua teknik grafis yang tersedia di DEVFTO Printmaking Institute, Ubud, Bali.

Goenawan Mohamad mengungkapkan proses melukis lebih mudah daripada menulis. Ia menjelaskan proses menulis lebih sulit dan perlu waktu yang lebih daripada menghadapi material seni rupa; lukisan, drawing serta seni cetak grafis.

Baca Juga:  Meretas Politik Pangan di Papua dalam Karya Seni Rupa Mella Jaarsma

“Pengalaman estetik bagi saya bukan ide. Prosesnya ada dua macam ekspresi yang ingin saya katakan. Ekspresi seni yang bersuasana, berangkat dari dan dalam suasana dan ide. Sausana bagi saya lebih dekat dengan yang ada dalam hati saya. Drawing pertama kali
jadi kesukaan saya karena bisa dilakukan di mana saja. Biasanya gambar orang dan binatang. Hewan itu kalo saya gambar ngga mirip ngga protes. Seni lahir dari keserderhanaan,” kata Goenawan Mohamad dalam Artist Talk di taman belakang Lawangwangi Art Space, Bandung, Jumat (2/2/2024) sore.

Baca Juga:  Profil Medina Zein, Artis yang Baru di Jemput Polisi Karena Dugaan Pencemaran Nama Baik

“Sesuatu yang tidak diguga-duga itulah estetik. Seniman melukis sesuatu yang predictable itu sudah selesai menurut saya. Devy itu mengajarkan banyak hal di studio grafis. Saya dikenalkan teknik Gumoil print oleh Devy dan saya sangat excited. Saya nervous dengan warna sebenarnya, saya senang dengan yang tidak terlalu berwarna. Mungkin saya harus tambahkan banyak warna biar lebih laku,” tambahnya.

Baca Juga:  Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan: Kota Cirebon Harus Punya Kalender Pariwisata

Kemudian Devy Ferdianto menjelaskan dalam Artist Talk, bahwa, “Sebanyak 45% dari proses kreatif GM adalah karya cetak grafis. Itu luar biasa untuk seorang seniman. Saking terlalu kompkels tentang teknik grafis, maka saya sodorkan plate kepada seniman besar ini ketika banyak seniman berkunjung ke Ubud. Karya grafis apa yang cocok untuk seorang sastrawan.”